http://ift.tt/20kt43r - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden AS sejak 20 Januari 2017 lalu. Belum genap dua pekan, Trump sudah membuat kehebohan dengan penandatanganan kebijakan anti-imigran.
Berbagai kalangan mengecam kebijakan tersebut lewat media sosial. Trump yang selama ini kerap disindir di media sosial pun semakin tersudut.
Analisis terakhir yang terhimpun menunjukkan lebih dari 12.000 kicauan di Twitter bermuatan pesan untuk membunuh Trump, sebagaimana dilaporkan Mashable dan dihimpun KompasTekno, Sabtu (4/2/2017).
Sekitar 12.000 kicauan tersebut dikumpulkan sejak Trump resmi dilantik sebagai orang nomor satu di negara adikuasa itu. Artinya, tiap hari rata-rata ada 1.000 kicauan yang isinya mengindikasikan keinginan untuk membunuh Trump.
Hal ini tentu menarik perhatian Secret Service sebagai lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab atas keamanan Trump. Kabarnya, ada beberapa netizen yang diawasi Secret Service karena kicauan yang sangat keras untuk Trump.
Salah satunya seorang pria di Ohio, AS, yang membagi beberapa kicauan tentang pembunuhan Trump pada malam inaugurasi. Secret Service bergerak cepat menginterogasi pria tersebut.
Meski demikian, hingga kini belum ada netizen yang benar-benar dihukum karena mengicaukan niatan membunuh Trump di media sosial.
Sebab, tak semua kicauan soal "membunuh Trump" bernada serius. Ada beberapa kicauan yang teridentifikasi sebagai guyonan belaka atau ungkapan tak serius.
Menurut mantan agen spesial Secret Service, Tim Franklin, yang saat ini menjadi Profesor Hukum dan Kriminologi di Arizona State University, netizen yang tak berniat melakukan hal buruk secara nyata pada Trump tak perlu khawatir.
"Hanya orang-orang yang benar-benar berintensi membahayakan Presiden yang bakal ditangani Secret Service," katanya.