NAMROLE - BERITA MALUKU. Forum Aliansi Pemuda Mahasiswa (FAPM) Buru Selatan (Bursel) meminta kepada aparat kepolisian mengusut oknum-oknum yang dengan sengaja menyebarkan berita hoax di media sosial (FB) yang cenderung mencederai nama baik Bupati kabupaten Bursel.
Demikian salah satu butir pernyataan sikap yang disampaikan FAPM Bursel dalan aksi demo berlangsung di depan Kantor Bupati setempat, Kamis (9/7).
Penanggung jawab aksi Husen Souwakil dan koordintor aksi Ambo Ogi Loilatu dan Ato Solissa ini berjalan aman dan mendapat pengawalan dari polisi pamong praja dan aparat kepolisan.
Ada empat pernyataan sikap yang disampaikan FAPM yang dibacakan Ayo Solissa, pertama, meminta kepada pihak penegak hukum dalam hal ini polres pulau Buru/Polsek Namrole agar segera mengindentifikasi oknum-oknum yang dengan sengaja menyebarkan berita hoax di media sosial (FB) yang cenderung mencederai nama baik Bupati kabupaten Bursel, Tagop Sudarsono Soulisa.
Dua, mendukung seluruh tahapan pemilukada Kabupaten Bursel yang berintegritas, jujur dan bermartabat.
Tiga, mengajak masyarakat Bursel agar tidak terprovokasi dengan isu-isu murahan/hoax yang tidak berkompeten.
Empat, mendukung program kerja pemerintah kabupaten Bursel 2015-2021.
Usai melajukan orasi di depan kantor bupati, para pendemo diarahkan bertemu bupati di ruang kerjanya, dan menyerahkan pernyataan sikap mereka.
Bupati Tagop Sudarsono Soulisa katakan, apakah dirinya melakukan pendakian pada kabupaten Bursel yang dipimpinnya?
"Ada sebuah kepentingan politik yang membalik fakta. Pelaku pembentukan Bursel, siapa yang mau mengklaim saya, saya tahu sejarahnya. Saya tahu siapa saja yang berjuang bersama-sama pembentukan Bursel," ujar Tagop.
Dikatakan Bupati, membangun kabupaten Bursel tidak segampang membalik telapak tangan. Sebut Bupati, dirinya bersama almarhum wakil Bupati Ayub Seleky bersama-sana membangun kabupaten Bursel.
"Membangun Bursel tidak seperti membaik telapak tangan. APBD Bursel pertama kali ketika saya jadi bupati hanya tujuh puluh enam milyar, mau bikin apa," ujar Tagop.
Sebut Bupati dua periode ini bahwa, sumber daya alam bukan faktor utama kemajuan daerah, tetapi sumber daya manusia yang harus diutamakan untuk kemudian mengelola sumber daya alam.
Usai mendapat arahan dari Bupati, para pedemo keluar dan membubarkan diri. (AZMI)
Demikian salah satu butir pernyataan sikap yang disampaikan FAPM Bursel dalan aksi demo berlangsung di depan Kantor Bupati setempat, Kamis (9/7).
Penanggung jawab aksi Husen Souwakil dan koordintor aksi Ambo Ogi Loilatu dan Ato Solissa ini berjalan aman dan mendapat pengawalan dari polisi pamong praja dan aparat kepolisan.
Ada empat pernyataan sikap yang disampaikan FAPM yang dibacakan Ayo Solissa, pertama, meminta kepada pihak penegak hukum dalam hal ini polres pulau Buru/Polsek Namrole agar segera mengindentifikasi oknum-oknum yang dengan sengaja menyebarkan berita hoax di media sosial (FB) yang cenderung mencederai nama baik Bupati kabupaten Bursel, Tagop Sudarsono Soulisa.
Dua, mendukung seluruh tahapan pemilukada Kabupaten Bursel yang berintegritas, jujur dan bermartabat.
Tiga, mengajak masyarakat Bursel agar tidak terprovokasi dengan isu-isu murahan/hoax yang tidak berkompeten.
Empat, mendukung program kerja pemerintah kabupaten Bursel 2015-2021.
Usai melajukan orasi di depan kantor bupati, para pendemo diarahkan bertemu bupati di ruang kerjanya, dan menyerahkan pernyataan sikap mereka.
Bupati Tagop Sudarsono Soulisa katakan, apakah dirinya melakukan pendakian pada kabupaten Bursel yang dipimpinnya?
"Ada sebuah kepentingan politik yang membalik fakta. Pelaku pembentukan Bursel, siapa yang mau mengklaim saya, saya tahu sejarahnya. Saya tahu siapa saja yang berjuang bersama-sama pembentukan Bursel," ujar Tagop.
Dikatakan Bupati, membangun kabupaten Bursel tidak segampang membalik telapak tangan. Sebut Bupati, dirinya bersama almarhum wakil Bupati Ayub Seleky bersama-sana membangun kabupaten Bursel.
"Membangun Bursel tidak seperti membaik telapak tangan. APBD Bursel pertama kali ketika saya jadi bupati hanya tujuh puluh enam milyar, mau bikin apa," ujar Tagop.
Sebut Bupati dua periode ini bahwa, sumber daya alam bukan faktor utama kemajuan daerah, tetapi sumber daya manusia yang harus diutamakan untuk kemudian mengelola sumber daya alam.
Usai mendapat arahan dari Bupati, para pedemo keluar dan membubarkan diri. (AZMI)