BERITA MALUKU. Fenomena langka kembali terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, seekor ikan paus dengan panjang 23 meter, ditemukan warga terdampar di pantai Kepala Lobang, Desa Sole, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), pada Senin (29/5/2017).
Sebelumnya, pada Rabu (10/5/2017) lalu, juga ditemukan seekor ikan paus jenis sperma dengan panjang 4 meter yang terdampar di pantai Dusun Hulung, Desa Iha, Kecamataan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat.
"Ikan paus yang terdampar pagi tadi, Senin (29/5/2017) pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan, Sharir (34)," ungkap pejabat desa Sole, Ahad Asma.
Menurut Asma, Sharir saat hendak ke pantai memeriksa speed miliknya. Dia mendengar suara dari benda besar yang menyemburkan air. Setelah ditelusuri, ternyata benda tersebut adalah seekor ikan paus besar dan kondisinya saat itu masih hidup.
Mendapat kabar penemuan seekor ikan paus, masyarakat setempat secara beramai-ramai berdatangan ke Pantai Kepala Lobang guna memastikannya.
Menindak lanjuti laporan masyarakat nelayan yang menemukan bangkainya, penjaga Pulau Kelangan, Kopda Irjen langsung menuju lokasi.
Setelah melakukan musyawarah dengan Kepala Desa Sole maupun sejumlah tokoh masyarakat setempat, masyarakat secara bersama-sama mendorong ikan tersebut ke laut. Namun dikarenakan ikan terlalu besar, sehingga ikan tersebut akhirnya mati karena terlalu lama terdampar di tepi pantai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Danramil Piru, Kapten Inf. Atok Laturake mengatakan, ikan paus tersebut memiliki panjang mencapai 23 meter dengan lebar sekitar 4 meter.
"Untuk beratnya, masih diadakan pemeriksaan lebih lanjut," kata Laturake.
Terkait dengan penyebab kematiannya, diduga karena pengaruh aktivitas kapal yang kerap melintas di perairan tersebut dan cuaca yang melanda Maluku akhir-akhir ini sangat buruk.
Menurutnya, hal itu sangat mengganggu kehidupan dari biota laut, termasuk ikan paus tersebut.
Namun menurut Danramil Piru anggotanya juga telah melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaannya disimpulkan bahwa kematiannya disebabkan karena usianya yang sudah tua.
"Karena usianya yang terbilang sudah tua, menyebabkan ikan paus tersebut dengan mudahnya terseret arus laut dan terbawa oleh ombak hingga ke tepian pantai," kata Laturake.
Saat ini bangkai ikan paus besar ini masih berada di Pantai Batu Lobang dan menjadi tontonan masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, Danramil Piru mengatakan, sampai saat ini masyarakat masih bingung dengan penanganan lebih lanjut bangkai ikan paus tersebut.
Dikhawatirkan, bangkai ikan paus ini membusuk dan mencemari lingkungan sekitar seperti yang pernah terjadi di Pantai Desa Iha, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, belum lama ini. (Pendam16)
Sebelumnya, pada Rabu (10/5/2017) lalu, juga ditemukan seekor ikan paus jenis sperma dengan panjang 4 meter yang terdampar di pantai Dusun Hulung, Desa Iha, Kecamataan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat.
"Ikan paus yang terdampar pagi tadi, Senin (29/5/2017) pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan, Sharir (34)," ungkap pejabat desa Sole, Ahad Asma.
Menurut Asma, Sharir saat hendak ke pantai memeriksa speed miliknya. Dia mendengar suara dari benda besar yang menyemburkan air. Setelah ditelusuri, ternyata benda tersebut adalah seekor ikan paus besar dan kondisinya saat itu masih hidup.
Mendapat kabar penemuan seekor ikan paus, masyarakat setempat secara beramai-ramai berdatangan ke Pantai Kepala Lobang guna memastikannya.
Menindak lanjuti laporan masyarakat nelayan yang menemukan bangkainya, penjaga Pulau Kelangan, Kopda Irjen langsung menuju lokasi.
Setelah melakukan musyawarah dengan Kepala Desa Sole maupun sejumlah tokoh masyarakat setempat, masyarakat secara bersama-sama mendorong ikan tersebut ke laut. Namun dikarenakan ikan terlalu besar, sehingga ikan tersebut akhirnya mati karena terlalu lama terdampar di tepi pantai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Danramil Piru, Kapten Inf. Atok Laturake mengatakan, ikan paus tersebut memiliki panjang mencapai 23 meter dengan lebar sekitar 4 meter.
"Untuk beratnya, masih diadakan pemeriksaan lebih lanjut," kata Laturake.
Terkait dengan penyebab kematiannya, diduga karena pengaruh aktivitas kapal yang kerap melintas di perairan tersebut dan cuaca yang melanda Maluku akhir-akhir ini sangat buruk.
Menurutnya, hal itu sangat mengganggu kehidupan dari biota laut, termasuk ikan paus tersebut.
Namun menurut Danramil Piru anggotanya juga telah melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaannya disimpulkan bahwa kematiannya disebabkan karena usianya yang sudah tua.
"Karena usianya yang terbilang sudah tua, menyebabkan ikan paus tersebut dengan mudahnya terseret arus laut dan terbawa oleh ombak hingga ke tepian pantai," kata Laturake.
Saat ini bangkai ikan paus besar ini masih berada di Pantai Batu Lobang dan menjadi tontonan masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, Danramil Piru mengatakan, sampai saat ini masyarakat masih bingung dengan penanganan lebih lanjut bangkai ikan paus tersebut.
Dikhawatirkan, bangkai ikan paus ini membusuk dan mencemari lingkungan sekitar seperti yang pernah terjadi di Pantai Desa Iha, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, belum lama ini. (Pendam16)