Tanah Tergerus Longsor, Puluhan Rumah Terancam Amblas

Salah satu rumah di Desa Sumurboto Kecamatan Jepon terancam amblas, Satu tiang penyangga bagian teras sudah menggantung. (foto: teg-infoblora)
BLORA. Puluhan rumah di Desa Sumurboto Kecamatan Jepon terancam amblas lantaran tanah dibawahnya dari tahun ke tahun tergerus longsor. Longsor tersebut disebabkan karena tanah terkikis arus sungai yang ada di wilayah tersebut.

Suminah (41) salah satu warga yang rumahnya nyaris amblas, menerangkan bahwa kondisi itu sudah terjadi beberapa tahun, dan tahun ini semakin parah karena sudah mendekati rumah warga. Bahkan pondasi rumah miliknya sudah ambrol sehingga tiang penyangga bagian teras depan menggantung. Kedalaman longsoran mencapai 5 meter.

"Kondisinya seperti ini Pak, longsoran semakin melebar dan tahun ini yang paling parah karena sudah sampai ke rumah warga. Setidaknya ada lima rumah yang kondisinya memprihatinkan karena longsoran tanah semakin dekat," kata Suminah, ketika ditemui awak media, Senin (27/2/2017) kemarin.

Menurutnya, selama terjadi pergerakan tanah karena terkikis aliran sungai, warga tidak diam saja. Berbagai upaya untuk menahan tanah agar tidak longsor terus dilakukan secara swadaya. Dimana warga masyarakat bergotong royong membuat tanggul darurat dari batang bambu dan karung berisi pasir. Namun tetao saja jebol dan kembali longsor.

"Penahan longsor juga kita buat dari bis beton yangbiasanya digunakan untuk sumur jobin. Namun tidak bertahan lama. Justru bis beton tersebut ikut roboh. Kami takut jika sewaktu-waktu nanti terjadi hujan dengan intensitas tinggi bisa-bisa rumah ini bisa ikut amblas," ungkap Suminah.

Ketika ditanya, mengapa tidak memilih pindah rumah ke lokasi lain. Dirinya mengaku bahwa hanya tanah itu yang dimilikinya. Ia sudah tidak punya tanah lagi untuk didirikan rumah. "Sebenarnya ya takut. Tapi mau bagaimana lagi, kami tak punya tanah lain untuk pindah rumah," terangnya.

Suminah mengatakan bahwa bibir sungai di desanya itu dahulunya cukup jauh dari rumahnya. Namun karena setiap tahun tanahnya terkikis air yang berarus deras, sehingga rumahnya menjadi berada di tepi sungai.

Sementara itu Sujono, warga lainnya mengaku bahwa pihak desa sudah beberapa kali mengajukan usulan pembangunan tanggul penguat. Namun hingga kini belum ada pembangunan dari dinas terkait.

"Dengan kondisi seperti ini, semoga pemerintah bisa segera memberikan bantuan pembangunan tanggul. Sehingga tanah warga tidak habis tergerus aliran sungai," tegasnya. (teg-infoblora)

Subscribe to receive free email updates: