Kabupaten Bursel Akan Disinggahi Kapal Tol Laut

BERITA MALUKU. Kabupaten Buru Selatan (Burel) dipastikan dalam waktu dekat akan masuk jalur tol laut seperti beberapa kabupaten lain di Provinsi Maluku yang sudah disinggahi kapal tol laut.

Tol laut merupakan program pemerintah pusat yang telah dicanangkan beberapa waktu lalu untuk mendistribusikan kebutuhan pokok kepada masyarakat yang tinggal berbagai pulau di tanah air, ataupun sebaliknya untuk mengangkut hasil pertanian masyarakat untuk dipasarkan ke pulau Jawa.

"Jika tak ada hambatan, dipastikan bulai Mei mendatang program tol laut akan menjangkau kabupaten Buru Selatan. Tentunya hal ini patut diapresiasi karena akan ada sejumlah kapal tol laut menyinggahi pelabuhan Namrole, ibukota kabupaten Bursel," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bursel, Yance Latuperissa kepada Berita Maluku Online di Kantor Bupati, Rabu (15/2/2017).

Latuperissa menjelaskan, untuk menyiapkan hal ini, Bupati Tagop Soulisa akan bertemu Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan untuk membicarakan apa saja yang perlu disiapkan. Selain itu, pihaknya juga akan menyosialisasikannya kepada masyarakat Bursel khususnya pedagang dan petani yang ada di daerah tersebut.

"Kita tunggu hasil pertemuan Pak Bupati dengan Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perdagangan, sehingga kita bisa dapat info apa-apa saja," ujar Latupeirissa

Dikatakan, selain melakukan sosialisasi pihaknya juga menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha di Kota Namrole dan wilayah Kecamatan Waesama.

Untuk pengusaha-pengusaha yang berada di kecamatan lain, lanjut Latupeirissa, pihaknya belum dapat melakukan sosialisasi, sebab terkendala transportasi darat yang belum memadai karena akses jalan belum bisa dijangkau melalui darat.

"Kita sosialisasikan ini agar masyarakat dan pelaku usaha di Kabupaten Bursel bisa melihat peluang ini secara baik agar bisa memanfaatkannya untuk untuk meningkatkan keuntungan ekonomi secara baik," ujarnya.

Dijelaskannya, pertemuan dengan para pengusaha itu bukan saja pengusaha lokal tetapi juga ada pengusaha dari Surabaya. Para pengusaha itu ada pengusaha sembako dan pengusaha pengumpul antar pulau seperti kopra dan komoditas lainnya.

''Karena kalau untuk sembako akan lebih murah, sedangkan hasil perkebunan, pedagang akan mendapatkan nilai tambah dari situ karena pemasarannya langsung ke Surabaya,'' sebutnya.

Kata Latupeirissa, semuanya itu tergantung pilihan dari para petani yang akan menjual hasil pertaniannya, apakah mau ke Surabaya dengan harga lebih mahal ataukah ke Ambon dengan harga yang sedikit murah.

Dikatakan, agar para petani di Kabupaten Bursel lebih memahami pemasaran dan mendapat keuntungan lebih baik, pihaknya telah mengkoordinasikan dengan Dinas Pertanian (Distan) sehingga petani juga bisa melakukan perdagangan antar pulau bukan cuma pedagang pengumpul saja.

Latupeirissa mencontohkan, harga sebuah komoditas dari tangan petani Rp.6 ribu namun di Surabaya harganya Rp.11.000, maka ada selisih Rp.5 ribu.

Ditegaskan Latupeirissa bahwa persiapan lokasi bagi penumpukan kontainer untuk menanti tol laut telah dilakukan bersama pihak Saybandar pelabuhan Namrole. Dan  direncanakan pihaknya akan menggunakan areal pelabuhan dengan sistim penumpukan bertingkat sambil menunggu perluasan areal pelabuhan. (AR)

Subscribe to receive free email updates: