http://ift.tt/20kt43r - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - JAKARTA - Sebuah acara tim pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni mendapat sorotan netizen. Sebagian besar menyatakan kalau hal ini tak layak dilakukan, Jumat (10/2/2017).
Melalui kolom komentar berita di bawah ini, netizen ramai-ramai berikan nasihat.
BACA: Pendukung yang Telah Dibaiat tapi Tak Pilih Agus-Sylvi Akan Terima Risikonya
Seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya sebanyak 48 organisasi massa Islam yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lembaga Dakwah (FKLD) membaiat (melantik) Agus Harimurti Yudhoyono dalam acara Istigasah Akbar, Kamis (9/2/2017).
Acara tersebut berlangsung di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pembaiatan yang dipimpin oleh salah satu ulama dari FKLD, KH Munawir Asri sebagai bentuk dukungan penuh kepada paslon Agus Yudhoyono dan Sylvjana Murni.
"Ya Allah, dengar kesaksian kami ya Allah, untuk berjanji memilih nomor satu, memenangkan Agus Sylvi, untuk menjadi gubernur muslim di Jakarta."
"Siapa yang sudah dibaiat, bila sampai waktunya tidak memilih nomor satu, maka akan menerima risikonya," ujar Munawir Asri kepada ribuan hadirin di acara itu.
Agus Yudhoyono pun mengacungkan jari telunjuknya kepada para tamu undangan yang hadir sebagai bentuk semangat memenangkan dirinya di Pilkada Jakarta.
"Siap, siap menangkan Agus-Sylvi," teriak para tamu.
Agus Yudhoyono menyatakan pembaiatan sebagai bentuk konsolidasi suara menangkan Agus-Sylvi.
"Kita dibaiat jadi satu untuk menangkan Agus-Sylvi. Hari-hari terakhir godaan semakin besar, satukan semangat tuntaskan perjuangan," tegas Agus Yudhoyono.
Nasihat netizen
Acara tersebut spontan mendapat banyak tanggapan netter.
Netizen tak permasalahkan acara pembaiatan atau perjanjian untuk memberi ketaatan.
Sesuai maknanya orang yang berbaiat ia membuat janji setia.
Dalam hal ini para ulama mengajak pendukung agar janji setia untuk memenangkan Agus Sylvi.
Namun kalimat inilah yang tuai sorotan.
"Siapa yang sudah dibaiat, bila sampai waktunya tidak memilih nomor satu, maka akan menerima risikonya," ujar Munawir Asri kepada ribuan hadirin.
Netter menilai tak hal tersebut tak patut diucapkan.
Netizen melihat kalimat tersebut sebagai sebuah pemaksaan kehendak.
Berikut beberapa komentar netizen dari sebagian besar pendapat yang mengungkapkan hal tersebut.
Mbah Gonjleng: Do'a yg pakai ancaman risiko itu saya paling ga setuju, sekalipun keluar dari lisan kiyai, seharusnya berdo'a yg baik2 saja jangan ummat di sumpain gara gara membela salah satu Cagub.
Arjuna Wiwaha: Percaya itu kpd Tuhan, jgn mudah percaya pd org yg mengatasnamakan Tuhan tapi perilakunya tdk mencerminkan ajaranNya.
Kewes Lindri Hariani: Kasihan bener demi kekuasaan menghalalkan segala cara. Saya berdoa semoga idola saya Pak Anies Baswedan tdk memakai cara2 seperti beliau. Serahkan sama Allah kalau Allah sdh berkehendak maka segala daya upaya manusia tdk akan berhasil. Fokus u mensejahterakan rakyat.
Yossie Christianto II: Masih pada takut dengan model yg kayak gini, Allah dibawa bawa ke ranah politik dan dipaksa untuk mengikuti hawa nafsu dari manusia yg gila jabatan....kita buktikan apa org yg melanggar baiat itu akan celaka dan ahy akan memenangkan pilkada? Kita lihat saja nanti, Allah akan mengikuti hawa nafsu mereka atau tidak.
Mulyadi Refa: Urusan pilkada itu hak asasi masing2 tak perlu baiat spt itu. Blm tentu yg di calonkan nantinya baik. Kalau buruk kinerjanya siapa yg mau menanggung resikonya. #dagelan#politik#.
Tonny Liemantoro: Waduhh ngancam" gimana nanti kalau menjabattttt.... Ati" milih pemimpinnnn.
Taty Statham: Maaf sy bukan org yg sempurna sbg muslim...tp apakah betul cara spt ini bukankah ini namanya memaksakan dan dipaksakan untk memenangkan salah satu paslon...(*)