Ini Kronologis dan Hasil Klarifikasi Pernyataan Mahasiswa USTJ

Sejumlah Pihak, KNPI, BEM USTJ, Pihak Lembaga USTJ dan Pihak Klarifikasi Informasi Gelar Jumpa Pers
di Salah Satu Rungan Kampus USTJ- Papua. (Foto: Soleman Itlay/JKM)

Jayapura, (KM) - Terkait beredarnya pernyataan salah seorang mahasiswa USTJ berinisial Simsony Bano yang menyinggung pada orang Wamena beberapa hari belakangan ini cukup menarik perhatian di media sosial. 

Berikut cuplikan pernyataan yang di tulis oleh Simsony pada dinding akun facebooknya, "Wamena anijing goblok… Tidak tau malu ini… Hidung balubang… tidak ada kerja kah, masuk dalam rumah curi barang–barang. Dasar terkutuk hidung balubang… Emosi orang Wamena". 

Pernyataan sensitif itu sudah dikalrifikasi oleh sejumlah pihak terkait yakni Keluarga SB, BEM USTJ, PR III USTJ, KNPI kota Jayapura di perpustakaan Fessospol USTJ pada Jumat, 16/12/16)

Kronologis kejadiannya sebagai berikut. Pada Rabu, 14 Desember lalu ia bersama pacarnya main di jalan baru sekitar belakang kantor wali kota Jayapua. Tidak lama kemudian sekitar pukul 11:15 Witmalam muncul seorang pria dihadapanya dan meminta uang pada Simsony yang sedang bersantai dengan kekasihnya. 

Sejumlah barang miliknya diantaranya uang dan handphonenya harus rela menyerakan ke tanaganya sih pria malam itu. Tidak lama kemudian muncul lagi teman–teman pria yang mencegat Simsony dan pacarnya. Simson pun mengaku bahwa orang–orang tersebut adalah saudara–saudari dari Wamena, hal itu dapat dilihat dari bahasa dan dialeg yang diucapkan pada saat malam kejadiaan itu.

Setelah pulang dengan kondisi panik dan emosi yang cukup maha, Simson kemudian memposting pernyataan diatas di akun facebooknya. Pernyataan tersebut sangat cepat disebarluaskan oleh teman-temannya. Akibatnya cukup menarik perhatian dua hari kemarin di media sosial. 

Simsony menjelaskan, dirinya  tak berani memposting kejadian malam itu. Karena takut dampak yang akan muncul. Ia lebih memilih menulis pernyataan yang agak melenceng dengan kejadian agar tidak mengundang amarah semua pihak terutama orang Wamena. Hal tersebut dijelaskan secara rinci oleh simson pada sejumlah pihak yang hadir tadi siang. 

Bahkan sambil menyesal, Simsony menyampaikan  permohonan maaf sebesar– besarnya kepada semua pihak terutama saudara–saudari dari Wamena dan orang gunung secara umum termasuk lembaga USTJ beserta seluruh pegawai, mahasiswa, dan bapak ibu dosen yang mencemarkan nama baik almamater kampus. Kata dia.

"Saya berani berkata jujur pernyataan itu saya yang kasih keluar. Saya minta maaf seribuh kali lipat kepada saudara–saudariku orang Wamena, orang gunung, orang Papua, BEM USTJ dan seluruh civitas akademika USTJ yang saya nodai nama baik  dengan pernyataan emosional saya. 

Hal itu pihaknya menyampaikan, lantaran saya tidak bisa tahan emosi. 

Selain ketua KNPI kota Jayapura, Benyamin Gurik mengatakan, dirinya kesal atas pernyataan tersebut namun sangat tidak penting untuk persoalan hal ini lama– lama. 

"Persoalan ini memang sensitive namun tidak harus menjadi fokus kita. Banyak persoalan alam dan baru di tanah Papua. Lebih penting adalah bagaimana kita menjaga kesatuan dan persatuan orang Papua sambil melawan bersama stigma gunung dan pantai", katanya Jumat (16/12/2016).

Disamping itu, kabag kemahasiswaan USTJ, Hadirat Zegat menegaskan pihaknya tidak mendidik mahasiswa untuk mengeluarkan dan menyinggung pada suku, agama dan ras yang sangat aman di Papua. Jelas Zega.

"Kami tidak mendidik orang untuk mengeluarkan penyataan yang provokatif,"ungkapnya.
"Kami atas nama lembaga dan yayasan Bhihineka Tunggal USTJ sampaikan permohonan maaf pada semua pihak terutama saudara/I dari Wamena, ujarnya. 

Sementara itu, Nelius Wenda selaku presiden mahasiswa USTJ, meminta agar semua pihak jangan mudah terprovokasi dan berbicara tanpa bukti data yang objektif. 

"Adik, korban (simson Jr)sudah minta maaf sama kita dan semua orang. Tidak perlu kita bicara dari belakang, kalau hal – hal tak terduga muncul itu adalah masalah lain. 

"Mari kita satukan hati, pikiran dan tujuan untuk terus melihat dan melihat masalah dasar orang Papua secara umum. Bukan mempersoalkan diantara orang Papua yang hidup diatas tanah Papua", ajak pria yang dikenal sebagai aktivis Papua merdeka itu.  

Pewarta            : Soleman Itlay

Editor               : Alexander Gobai

Subscribe to receive free email updates: