BERITA MALUKU. Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Pertanian mendapatkan jatah cetak sawah seluas 8.300 hektar untuk pengembangan tanaman jagung guna mewujudkan swasembada jagung tahun 2017 di daerah setempat.
"Rincian dari 8.300 hektar cetak sawah dari dana APBN murni seluas 3.300 hektar dan dana APBN Perubahan seluas 5.000 hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Diana Padang di Ambon, Selasa (22/11/2016).
Dia menjelaskan, 3.300 hektar sudah dibagikan dan sementara dikerjakan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan Kabupaten Maluku Tengah.
Sedangkan 5.000 hektar yang mempergunakan dana APBN Perubahan itu dibagi untuk SBT (500 hektar), Buru (1.500 hektar), Seram Bagian Barat (SBB) sebanyak 3.000 hektar.
"Khususnya untuk lahan seluar 5.000 hektar itu pengembangannya bisa ditanami jagung dimana saja, dihalaman pekarangan rumah, di lahan-lahan kosong, bahkan di halaman rumah ibadah juga dibolehkan," ujarnya.
Diharapkan pada tahun 2017 sudah bisa menghadapi masa panen guna mengantisipasi tahun 2017 dimana Pemerintah Pusat dalam hal ini kementerian pertanian sudah harus swasembada jagung.
"Ini target Kementerian Pertanian dengan harapan agar di tahun-tahun mendatang tidak ada lagi impor jagung," ujarnya.
Malahan di tahun 2017, lanjutnyas, Maluku akan kebagian 40.000 hektar untuk tanaman jagung dan akan dibagikan ke sejumlah kabupaten. Dari 40 hektar itu dan sebagian besar lahan pada lahan-lahan perkebunan, jadi bisa saja ditanam di perkebunan kelapa sawit, tenaman kelapa, perkebunan coklat juga diperbolehkan, yang penting tidak mengganggu tanaman lain.
Sedangkan pencetakan sawah baru untuk padi sudah selesai dikerjakan seluas 1.525 hektar yang tersebar di tiga kabupaten masing-masing kabupaten Buru 325 hektar, Seram Bagian Barat (SBB) 600 hektar, dan Maluku Tengah (Malteng) seluas 600 hektar atas kerja sama dengan pihak TNI yang mengerjakannya malahan sudah penyerahan brita acaranya.
"1.525 hektar sawah ini juga mempergunakan dana APBN dan juga bantuan berupa bantuan sarana produksi seperti benih dan pupuk oleh karena itu penanamannya sudah dimulai sekarang ini," ujarnya.
"Rincian dari 8.300 hektar cetak sawah dari dana APBN murni seluas 3.300 hektar dan dana APBN Perubahan seluas 5.000 hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Diana Padang di Ambon, Selasa (22/11/2016).
Dia menjelaskan, 3.300 hektar sudah dibagikan dan sementara dikerjakan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan Kabupaten Maluku Tengah.
Sedangkan 5.000 hektar yang mempergunakan dana APBN Perubahan itu dibagi untuk SBT (500 hektar), Buru (1.500 hektar), Seram Bagian Barat (SBB) sebanyak 3.000 hektar.
"Khususnya untuk lahan seluar 5.000 hektar itu pengembangannya bisa ditanami jagung dimana saja, dihalaman pekarangan rumah, di lahan-lahan kosong, bahkan di halaman rumah ibadah juga dibolehkan," ujarnya.
Diharapkan pada tahun 2017 sudah bisa menghadapi masa panen guna mengantisipasi tahun 2017 dimana Pemerintah Pusat dalam hal ini kementerian pertanian sudah harus swasembada jagung.
"Ini target Kementerian Pertanian dengan harapan agar di tahun-tahun mendatang tidak ada lagi impor jagung," ujarnya.
Malahan di tahun 2017, lanjutnyas, Maluku akan kebagian 40.000 hektar untuk tanaman jagung dan akan dibagikan ke sejumlah kabupaten. Dari 40 hektar itu dan sebagian besar lahan pada lahan-lahan perkebunan, jadi bisa saja ditanam di perkebunan kelapa sawit, tenaman kelapa, perkebunan coklat juga diperbolehkan, yang penting tidak mengganggu tanaman lain.
Sedangkan pencetakan sawah baru untuk padi sudah selesai dikerjakan seluas 1.525 hektar yang tersebar di tiga kabupaten masing-masing kabupaten Buru 325 hektar, Seram Bagian Barat (SBB) 600 hektar, dan Maluku Tengah (Malteng) seluas 600 hektar atas kerja sama dengan pihak TNI yang mengerjakannya malahan sudah penyerahan brita acaranya.
"1.525 hektar sawah ini juga mempergunakan dana APBN dan juga bantuan berupa bantuan sarana produksi seperti benih dan pupuk oleh karena itu penanamannya sudah dimulai sekarang ini," ujarnya.