Penulis : Firman
Kamis 29 September 2016
"Jangan di sebut karomah, sebutan karomah itu hanya milik seorang pengasuh pesantren atau kyai yang menjadi Waliyullah. Jadi ada sendiri jika ingin disebut karomah,"kata KH Abdusshomad Buchori, ketua MUI Jatim, saat berkunjung ke kantor MUI Kabupaten Probolinggo, Kamis (29/9/2016).
MUI Jatim bertindak tegas atas hal tersebut, karena mencuatnya isu di medsos, pemberitaan dan bahkan banyak masyarakat yang menyebut kegiatan di padepokan Dimas Kanjeng, itu menyebar dengan menyebut karomah.
"Istilah karomah itu tidak tepat, tidak benar. Sekali lagi, karena sebutan karomah itu predikat yang harus diberikan kepada Wali-wali Allah. Orang yang tidak pernah membujuk dan tidak pernah berbohong, kalau ki Kanjeng itu tidak pantas disebut karomah,"jelasnya.
Abdusshomad, juga tak ingin kalau Dimas Kanjeng itu sebut kyai, pengasuh santri."Sebut aja Ki Dimas Kanjeng, dan jangan sebut santri, sebut aja pengikut Dimas Kanjeng, ini perlu benar-benar disampaikan ke masyarakat di Indonesia,"tegasnya.
Sementara sampai saat ini, ratusan pengikut Dimas Kanjeng masih banyak yang bertahan di tenda di dalam padepokan, sedangkan pengikut yang berada di rumah warga juga masih berjumlah ribuan orang.(fir)
Laporan : Firman
Editor : Dicko