AMBON - BERITA MALUKU. Kebijakan moratorium yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudji Astuti, ternyata sangat merugikan Maluku.
Pasalnya, sebagai daerah penghasil perikanan terbesar di negara ini, tidak mendapatkan apa-apa dari hasil tersebut, terutama pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mengingat PAD yang didapatkan selama ini terbesar dari RSUD M Haulussy dan Pajak kendaraan.
Dalam sambutannya pada pelantikan penjabat Sekda Maluku, di lantai tujuh kantor Gubernur, Senin (02/09), Gubernur mengungkapkan Menteri Susi mengirimkan 1.600 kapal ke laut Arafura untuk mengambil potensi perikanan. Bahkan tidak ada satupun putra daerah yang dipekerjakan dari ribuan kapal tersebut.
Lebih lanjut dikatakan, ada sekitar 400 kontainer ikan yang digerus dari Laut Aru kemudian diekspor yang juga dari luar Maluku.
"Setiap bulan ibu Susi bawa ikan dari laut Arafura di ekspor, tapi kita tidak dapat apa-apa. Berbeda dengan saat sebelum moratorium dimana uji mutunya ada di daerah. Ini supaya kalian tau semua. Kita perang,"ujarnya.
Mantan Dankor Brimob Polri ini meminta semua pihak untuk menyuarakan bahwa insiden pembajakan yang terjadi di laut Aru itu tidak melibatkan orang Maluku.
"ABK tidak ada satupun orang Maluku. Kasus sandera itu, harus kasi tau kalau tidak ada orang Maluku yang melakukan itu," pungkasnya.
Pasalnya, sebagai daerah penghasil perikanan terbesar di negara ini, tidak mendapatkan apa-apa dari hasil tersebut, terutama pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mengingat PAD yang didapatkan selama ini terbesar dari RSUD M Haulussy dan Pajak kendaraan.
Dalam sambutannya pada pelantikan penjabat Sekda Maluku, di lantai tujuh kantor Gubernur, Senin (02/09), Gubernur mengungkapkan Menteri Susi mengirimkan 1.600 kapal ke laut Arafura untuk mengambil potensi perikanan. Bahkan tidak ada satupun putra daerah yang dipekerjakan dari ribuan kapal tersebut.
Lebih lanjut dikatakan, ada sekitar 400 kontainer ikan yang digerus dari Laut Aru kemudian diekspor yang juga dari luar Maluku.
"Setiap bulan ibu Susi bawa ikan dari laut Arafura di ekspor, tapi kita tidak dapat apa-apa. Berbeda dengan saat sebelum moratorium dimana uji mutunya ada di daerah. Ini supaya kalian tau semua. Kita perang,"ujarnya.
Mantan Dankor Brimob Polri ini meminta semua pihak untuk menyuarakan bahwa insiden pembajakan yang terjadi di laut Aru itu tidak melibatkan orang Maluku.
"ABK tidak ada satupun orang Maluku. Kasus sandera itu, harus kasi tau kalau tidak ada orang Maluku yang melakukan itu," pungkasnya.