AMBON - BERITA MALUKU. Ketua Komis C DPRD Provinsi Maluku, Anos Yeremias meminta, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), agar seluruh kapal perintis yang ingin melakukan docking harus bertempat di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
"Saya minta agar seluruh kapal perintis yang akan melakukan docking sebaiknya dilakukan saja di Kota Ambon," ujar Anos saat menghubungi media ini via seluler, Sabtu (1/6) kemarin.
Dia mengaku, saat ini Provinsi Maluku memiliki dua tempat docking yang berada di Kota Ambon, yaitu Dok Pacific milik swasta dan Dok Wayame milik Pemerintah Daerah (Pemda).
"Di Kota Ambon sudah ada dua dok, masing-masing dok Pacific dan dok Wayame, kenapa tidak digunakan saja. Kenapa harus ke Bitung yang antriannya memakan waktu berbulan-bulan," kata dia kesal.
Anos menegaskan, saat ini alat dok milik Pacific sudah lebih canggih dari dok yang ada di Bitung. Hal ini perlu disampaikannya, mengingat selama ini kapal rute Maluku yang melakukan docking selalu tidak ada kapal pengganti untuk menutup rutenya, dan mereka harus menunggu berbulan-bulan untuk kembali beroperasi.
Akibat dari tidak ada kapal pengganti tersebut, kata Anos, menyebabkan para penumpang menjadi terlantar, karena tidak ada armada laut yang melayani mereka.
"Jadi, Kemenhub RI lewat Karo Perencanaan berjanji akan meninjau kembali kontraknya milik Pelni, terkait doking sehingga kalau memang bisa, maka Dok Pacific maupun Wayame akan dipakai," ujar Anos.
"Saya minta agar seluruh kapal perintis yang akan melakukan docking sebaiknya dilakukan saja di Kota Ambon," ujar Anos saat menghubungi media ini via seluler, Sabtu (1/6) kemarin.
Dia mengaku, saat ini Provinsi Maluku memiliki dua tempat docking yang berada di Kota Ambon, yaitu Dok Pacific milik swasta dan Dok Wayame milik Pemerintah Daerah (Pemda).
"Di Kota Ambon sudah ada dua dok, masing-masing dok Pacific dan dok Wayame, kenapa tidak digunakan saja. Kenapa harus ke Bitung yang antriannya memakan waktu berbulan-bulan," kata dia kesal.
Anos menegaskan, saat ini alat dok milik Pacific sudah lebih canggih dari dok yang ada di Bitung. Hal ini perlu disampaikannya, mengingat selama ini kapal rute Maluku yang melakukan docking selalu tidak ada kapal pengganti untuk menutup rutenya, dan mereka harus menunggu berbulan-bulan untuk kembali beroperasi.
Akibat dari tidak ada kapal pengganti tersebut, kata Anos, menyebabkan para penumpang menjadi terlantar, karena tidak ada armada laut yang melayani mereka.
"Jadi, Kemenhub RI lewat Karo Perencanaan berjanji akan meninjau kembali kontraknya milik Pelni, terkait doking sehingga kalau memang bisa, maka Dok Pacific maupun Wayame akan dipakai," ujar Anos.