Boeing 737 Max Ditangguhkan, Maskapai Penerbangan pun Merugi



New York, Info Breaking News – Ditangguhkannya operasional pesawat merek Boeing 737 Max mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta dolar bagi perusahaan maskapai penerbangan.

Seperti dilansir dari CNN, Sabtu (27/4/2019), sejumlah maskapai, seperti American Airlines (AAL), Southwest Airlines (LUV), dan maskapai beranggaran Eropa, Norwegia, mengungkapkan minggu ini bahwa penangguhan pesawat Boeing itu akan mengakibatkan kerugian hampir US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,46 triliun

Tak hanya maskapai yang disulitkan, pihak Boeing sendiri pun merasakan dampak dari penangguhan tersebut. Awal pekan ini pendapatan dari Boeing menurun sebesar 21% dalam tiga bulan pertama tahun ini karena krisis operasional.

Perusahaan itu tidak mengeluarkan seluruh biaya hasil dari krisis 737 Max. Tetapi dalam presentasi kepada para investor, mereka mengatakan telah membukukan biaya yang berkaitan dengan memperbaiki masalah-masalah pesawat.
Maskapai mulai mendaratkan 737 Max pada Maret lalu pasca jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines yang menewaskan semua penumpang dan awak kapal. Kecelakaan Ethiopian Airlines adalah kecelakaan kedua setelah sebelumnya Lion Air Indonesia yang menggunakan model jet yang sama pun mengalami kecelakaan serupa pada bulan Oktober 2018 lalu. Kecelakaan itu menewaskan 346 orang secara total.
Penangguhan Boeing 737 Max akan memasuki bulan kedua dan Boeing belum menyatakan kapan perbaikan untuk 737 Max akan diluncurkan. American, yang memiliki 24 unit dari pesawat jet 737 Max dalam armadanya, menyatakan Jumat (26/4) bahwa pihaknya memperkirakan landasan akan menelan biaya US$ 350 juta tahun ini. American telah membatalkan sekitar 115 penerbangan per hari hingga 19 Agustus.
Keluhan serupa juga disampaikan maskapai Southwest, yang lebih banyak unit jet 737 Max daripada maskapai AS lainnya. Southwest menyatakan dalam laporan pendapatannya Kamis (25/4) bahwa penangguhan operasi dan "beberapa peristiwa tak terduga" lainnya - termasuk penutupan pemerintah - menelan biaya US$ 200 juta pada kuartal pertama. Maskapai berbiaya rendah telah membatalkan beberapa penerbangan yang berencana menggunakan 737 Max hingga 5 Agustus. ***Nadya

Subscribe to receive free email updates: