AMBON - BERITA MALUKU. Sudah hampir 7 bulan aktivitas masyarakat Romang, Kecamatan Kepulauan Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) lumpuh, dikarenakan tidak ada Kapal perintis yang menyigahi daerah yang berada di garda terdepan NKRI, berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Menindaklanjuti hal itu, DPC Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) melakukan aksi demonstrasi yang berlangsung di kantor Gubernur, Senin (25/2), meminta agar pemerintah provinsi Maluku dapat mengusahakan agar kapal perintis bisa melayari kembali di Kecamatan Kepulauan Romang.
Dalam pernyataan sikap, yang dibacakan Korlpi Hervi Daimeheriwa, menjelaskan selama ini mulai dari bulan Juli 2018 sampai Febuari 2019 KM Sabuk 49 tidak melayari Romang, begitu juga dengan KM. Lintas Timur yang hanya beroperasi dari april sampai November 2018.
Tidak beroperasi kapal perintis membuat masyarakat menjadi resah, dikarenakan masyarakat terancam Krisis Ekonomi disebabkan habisnya paket Sembako serta krisis pendidikan dikarenakan tidak ada transportasi laut tujuan Ambon – Romang, sehingga mahasiswa dan siswa yang berlibur merayakan Natal dan Tahun Baru di pulau Romang tidak mendapat kiriman untuk pembayaran uang SPP dikarenakan tidak ada transportasi.
Atas dasar itu, para pendemo mendesak pemerintah provinsi Maluku untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait pengadaan lot laut yakni tambahan kapal untuk beroperasi di maluku terlebih khusus di kecamatan kepulauan Romang, kabupaten MBD. Mendesak PT Pelni agar secepatnya menetapkan jadwal rute kapal yang melintas kecamatan kepulauan Romang, Kabupaten MBD. Serta DPRD Provinsi Maluku untuk membentuk Pansus dalam melihat problem pelayanan publik yang berkaitan dengan pelayaran kapal di kecamatan kepulauan Romang.
"Jika persoalan ini tidak di respons dengan baik maka kamui akan melakukan aksi selanjutnya dengan masa yang lebih banyak," pungkasnya.
Aksi Demo berlangsung aman dan tertib, para demonstran ditemui oleh Plt Seketaris Daerah Lutfi Rumbia yang berjanji akan meneruskan hal ini kepada Gubernur untuk ditindaklanjuti.
Menindaklanjuti hal itu, DPC Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) melakukan aksi demonstrasi yang berlangsung di kantor Gubernur, Senin (25/2), meminta agar pemerintah provinsi Maluku dapat mengusahakan agar kapal perintis bisa melayari kembali di Kecamatan Kepulauan Romang.
Dalam pernyataan sikap, yang dibacakan Korlpi Hervi Daimeheriwa, menjelaskan selama ini mulai dari bulan Juli 2018 sampai Febuari 2019 KM Sabuk 49 tidak melayari Romang, begitu juga dengan KM. Lintas Timur yang hanya beroperasi dari april sampai November 2018.
Tidak beroperasi kapal perintis membuat masyarakat menjadi resah, dikarenakan masyarakat terancam Krisis Ekonomi disebabkan habisnya paket Sembako serta krisis pendidikan dikarenakan tidak ada transportasi laut tujuan Ambon – Romang, sehingga mahasiswa dan siswa yang berlibur merayakan Natal dan Tahun Baru di pulau Romang tidak mendapat kiriman untuk pembayaran uang SPP dikarenakan tidak ada transportasi.
Atas dasar itu, para pendemo mendesak pemerintah provinsi Maluku untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait pengadaan lot laut yakni tambahan kapal untuk beroperasi di maluku terlebih khusus di kecamatan kepulauan Romang, kabupaten MBD. Mendesak PT Pelni agar secepatnya menetapkan jadwal rute kapal yang melintas kecamatan kepulauan Romang, Kabupaten MBD. Serta DPRD Provinsi Maluku untuk membentuk Pansus dalam melihat problem pelayanan publik yang berkaitan dengan pelayaran kapal di kecamatan kepulauan Romang.
"Jika persoalan ini tidak di respons dengan baik maka kamui akan melakukan aksi selanjutnya dengan masa yang lebih banyak," pungkasnya.
Aksi Demo berlangsung aman dan tertib, para demonstran ditemui oleh Plt Seketaris Daerah Lutfi Rumbia yang berjanji akan meneruskan hal ini kepada Gubernur untuk ditindaklanjuti.