Kota Bima, sasambonews.com- Belum hilang coretan hitam kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak SMP kelas III dan kasus video porno, kini warga di daerah ini harus dihadapkan lagi dengan duka-sedih dan bahkan cucuran air mata.
Dilansir dari visioner, kasus pembunuhan yang menimpa salah seorang pendukung setia M. Lutfi saat pilwakot beberapa waktu lalu Yakni Muammar Ramadoan 23 tahun. Korban tewas mengenaskan di rumah Muma Muma Eko yang berlokasi di RT 10/04 Kelurahan Sarae Kota Bima. Kerongkongan korban terlihat putus, dan dalam kondisi tak bernyawa terlihat hanya menggunakan celana levis warna cokelat muda (tanpa memakai baju).
Korban ditemukan oleh Muma Eko (tuan rumah), korban tewas mengenaskan dalam kondisi terkapar dimana kerongkongannya putus dan di sekitar kamar tamu tempat korban tidur pun terlihat darah yang berceceran. Ceceran darah dan gumpalannya terlihat nyata di atas kasur, di lantai dan bahkan di sepanjang jalan di gang menuju bagian utara hingga hampir mendekati jalan raya.
"Saya kaget, saat mau melaksanakan sholat subuh di Masjid dekat rumah langsung melihat ceceran darah dan korban meninggal dalam kondisi terkapar serta bagian leher dan kerongkongannya terputus," ungkap Muma Eko kepada Visioner, Senin pagi (21/1/2018) di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pada malam itu, Muma Eko menjelaskan bahwa korban tidur di ruang tamu bersama Fadil (cucu Muma Eko). Saat melihat gumpalan serta ceceran darah baik di kamar maupun di atas kasus hingga ke lantai, Fadil masih dalam kondisi tidur nyenyak.
"Saat melihat ceceran darah dan korban dalam kondisi tewas terkapar di mana kerongkongannya sudah putus, saya langsung membangunkan cucu saya yakni Fadil untuk bangun. Fadil pun bangun dan langsung menangis serta berteriak. Saat itu juga, tetangga sekitar berhamburan keluar dan berdatangan untuk melihat korban secara langsung," ungkapnya.
Muma Eko mengungkap, pintu pagar bagian depan dan pintu kamar tempat korban dan Fadil itu terlihat dalam kondisi tertutup tetapi tidak terkunci. Pada subuh itu, Muma Eko hanya melihat motor bebek berwarna merah milik Fadil terparkir di depan TKP alias di gang (bukan di dalam pagar rumah). "Sungguh kita tidak tahu bagaimana kronologis kejadian dari kasus pembunuhan ini. Kemungkinan besar, pembunuhnya langsung masuk karena pintu pagar dan pintu kamar yang tidak terkunci dan kemudian dengan bebasnya menggorok korban di mana saat itu Fadil sedang tertidur pulas," duganya.
Fadil diakuinya sudah seperti anaknya sendiri. Anak Yatim tersebut, pun diakuinya diberikan upah sebesar Rp150 ribu per bula hanya sekedar menjaga rumah itu walau itu bukanlah pekerjaan tetapnya.
"Rekam jejaknya yang saya tahu, korban ini sangat baik. Di masa hidupnya, yang saya tahu dia tidak mengkonsumsi alkohol (Miras), Taramadol maupun Narkoba. Kecenderungannya, Almarhum sangatlah pendiam dan bermain bola adalah hobinya. Dan yang saya tahu, Almarhum ini juga tidak pernah membuat onar. Kami turun berduka teramat dalam. Semoga Almarhum ditempatkan pada tempat yang layak oleh Allah SWT. Selain itu, kami juga berharap semoga Polisi mampu mengungkap pelakunya secara segera," harapnya.
Saat ini Polres Kota Bima tengah menyelidiki motip pembunuhan tersebut dan mengejar pelaku pembunuhan yang diduga dilakukan lebih dari dua orang tersebut. Visioner