Jakarta, Info Breaking News - Panitia pusat seleksi taruna Akpol tahun anggaran 2018 tak ingin kebobolan dalam menjaring calon taruna dan taruni terbaik. Dalam seleksi tingkat pusat, yang mulai digelar sejak 4 Juli lalu di Akpol, Semarang dan berlangsung hingga 27 Juli nanti, kini ada variabel ujian baru.
Yaitu profiling para calon pimpinan Polri itu melalui penelusuran rekam jejak di media sosial (medsos) milik mereka. Profiling ini adalah bagian dari tes mental kepribadian.
"Dari 369 peserta seleksi, yang terdiri dari 39 calon taruni dan 330 taruna, kita gali trackrecordnya melalui akun media sosial mereka," kata Asisten SDM Kapolri Irjen Arief Sulistyanto kepada Info Breaking News, Senin (16/7).
Polisi ingin menggali bagaimana sikap, perilaku, dan cara pikir calon pimpinan Polri masa depan itu melalui apa-apa yang mereka telah diunggah dan komentari di dunia maya.
Misalnya apakah postingan itu terindikasi tidak patut terkait narkoba, kenakalan remaja, ideologi, dan bahkan radikalisme.
"Hasil track record medsos oleh tim, awalnya ditemukan 11 akun yang patut didalami. Belakangan itu sudah clear seperti ada akun dimana ada foto calon taruna berfoto dengan para perempuan di kamar tertutup, ternyata itu kakak-kakaknya," sambungnya.
Meski 369 orang itu dinyatakan lolos dalam tes mental kepribadian, namun ada 4 calon taruna yang dinyatakan gugur pada sesi tes psikologi. Sehingga yang tersisa tinggal 365 orang.
Yang dites dalam uji psikologi adalah soal integritas, kerja sama, loyalitas, komunikasi, manajemen stres, dan regulasi diri.
"Kita telusuri betul karena tahun lalu ada taruna Akpol terpaksa dikeluarkan karena dia masuk Akpol dipaksa orang tua. Akhirnya dia yang tak berminat itupun stres dan hanya di rumah sakit saja," lanjutnya.
365 orang itu akan terus diseleksi karena kuota yang diterima pada tahun 2018 ini hanya sebanyak 250 orang.*** Ira Maya.