![]() |
Chairul Tanjung |
Jakarta, Info Breaking News - Indonesia memerlukan pemimpin masa depan yang memahami bidang ekonomi. Presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 hendaknya bisa membawa Indonesia menjadi negara maju dan lepas middle income trap. Salah satu tokoh yang dinilai pantas menjadi calon wakil presiden (cawapres) adalah Chairul Tanjung (CT).
Penilaian tersebut disampaikan ekonom Indef, Didik J Rachbini melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (10/6).
Menurutnya, Chairul Tanjung atau dikenal dengan CT adalah calon pemimpin yang tepat waktu, tepat masa, dan tepat keahlian, karena Indonesia berada di persimpangan jalan demokrasi, sehingga memerlukan penyelesaian ekonomi dan solusi ekonomi politik yang cermat. Kepiawaiannya dalam dunia bisnis dibuktikan dalam kelompok usaha CTCorp yang menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air, baik dalam bidang retail, media, perbankan, properti, dan sebagainya.
"Kepemimpinan manajerialnya sudah teruji dan di atas kemampuan rata-rata, sehingga bisa disumbangkan untuk solusi
manajerial hal-hal teknikal di organisasi pemerintahan," katanya.
manajerial hal-hal teknikal di organisasi pemerintahan," katanya.
Sosok CT, lanjut Didik, juga berpengalaman di pemerintahan selama menjadi menko perekonomian pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). CT banyak menyelesaikan agenda-agenda penting, terutama menstabilkan harga-harga, menyelesaikan masalah Freeport, berkoordinasi dengan para menteri secara efektif, dan mempercepat pembangunan infrastruktur.
Ketika dipercaya menjadi penasihat presiden sebagai ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), CT berhasil meramu dan mengoordinasikan 21 anggota KEN dengan berbagai aliran pemikiran dan mahzab, bahkan bertentangan satu sama lain. Dia dinilai sukses menyinkronkan pemikiran-pemikiran ekonom struktural, mainstream, maupun liberal sehingga, saran-saran KEN bisa membumi, realistis dan diterima oleh presiden dan kabinetnya. Hal itu bisa terjadi karena CT telah berpengalaman memimpin kelompok intelektual ekonom di Yayasan Indonesia yang fokus pada riset tentang ekonomi dan visi ekonomi Indonesia.
Meskipun CT bukan politisi, lanjut Didik, sosok tersebut bisa diterima di kalangan partai politik. Dalam Pilgub DKI Jakarta, CT didorong banyak partai untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Namun, CT belum bersedia dan hendak memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh muda lainnya.
"CT adalah figur yang religius, haji yang tekun dalam ibadah, tetapi berasal dari keluarga nasionalis. Sosok seperti ini bisa menyatukan dua kelompok besar di negeri ini, yakni kalangan nasionalis dan golongan Islam. CT dapat menyatukan keduanya, sehingga dikotomi Islam dan nasionalisme yang mengeras sekarang ini akan lembut dan lebih harmonis. CT secara sosiologis sebagai Muslim diterima oleh dua kelompok organisasi besar NU dan Muhammadiyah. Jika tampil sebagai cawapres, maka dukungan dari dua golongan ini bisa diperoleh dengan baik tanpa ada resistensi," kata Didik.*** Candra Wibawanti.