Selasa 30 Mei 2017
Kajian Online Ramadhan - Qalbun A'ma, yaitu hati yang tidak bisa melihat dan memahami kebenaran serta pelajaran yang telah Allah berikan melalui ayat-ayat-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 46, yang artinya : "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."
Meski kita Muslim, walau kita beragama Islam, namun tidak sedikit diantara kita yang terlena dengan kehidupan dunia. Terlena dengan hal-hal keduniawian. Kita telah masuk ke dalam perangkap, terkurung di balik jeruji besi syahwat, dan mirisnya kita tak sadar dengan itu.
Sahabat ... Jika membaca kisah para generasi Salafush Shalih, maka begitu dahsyatnya mereka dalam membela Al-Quran. Mereka pertaruhkan kenikmatan duniawinya demi kebersamaannya dengan Al-Quran. Karena mereka tahu, kelak yang menemaninya adalah Al-Qur'an itu sendiri. Beserta pahala dan amal shalih dari ibadah yang telah dilaksanakan.
Bagaimana dengan hari ini? Di beranda facebook kita akhir-akhir ini sering sekali bertebaran share-share photo, video, dan berita yang berhubungan dengan dunia politik. Sebagai seorang Muslim, sepantasnya kita tak langsung percaya pada apa yang bolak-balik muncul di Beranda kita.
Saling serang, saling berargumen, saling kritik, saling nyalahin, bela sana, bela sini, udah ketahuan salahnya, tetep aja dibela, ini merupakan bukti bahwa diri kita punya Qalbun A'ma. Qalbun A'ma ini sangat berbahaya, karena manusia ini punya mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara, dan tangan untuk bertindak, namun tidak mau menerima kebenaran Sang Ilahi.
Dalam surah Ar-Ruum ayat 7, Allah berfirman, yang artinya : "Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai."
Ingatlah. Allah pasti mengampuni dosa orang yang lupa. Karena lupa itu hal yang tidak disengaja. Lupa adalah fitrah yang Allah berikan kepada manusia. Misal, kita lupa pada saat bulan Ramadhan, kita makan. Karena kita lupa, maka kita diperbolehkan untuk melanjutkan, dan Allah tidak menghukumi orang yang lupa. Namun berbeda dengan orang yang lalai. Karena lalai ini adalah sifat yang kita tahu bahwa itu salah, tapi tetap saja melakukannya. Dengan mati-matian membela, bahkan dengan saudaranya sendiri pun saling bermusuhan, hanya demi jabatan, kekuasaan, atau pundi-pundi uang, inilah yang dinamakan lalai.
Padahal, Allah dengan jelas melarang kita untuk lalai, melalui firman-Nya, di surah Al-A'raaf ayat 205, yang artinya : "Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."
Seolah-olah kita seperti orang yang berhak menafsirkan Al-Quran. Seolah-olah kita paling tahu sendiri apa maksud firman-Nya. Seolah-olah kita yang paling bener sendiri perihal ilmu agama. Padahal nalar itu timbul dari nafsu, syahwat, bisikan setan, lantas berani menghina para ulama, menghina para ahli tafsir, menghina para imam, na'zubillahi min dzaligh. Hindari diri ini dari Qalbun A'ma. Perbanyak baca Qur'an, di bulan Ramadhan baca artinya, dalemi, resapi, amalin. InsyaAllah.
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I
Website : kumpulandoa-id.com