BERITA MALUKU. Duta Besar Negeri Belanda di Jakarta akan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku dan rencananya mengunjungi Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon pada 9 Mei 2017.
"Dubes Belanda rencananya akan mengunjungi Amahusu sesuai dengan jadwal yang kami terima dari perwakilan International Organization for Migration di Ambon," kata Penjabat Raja Negeri Amahusu Hanock Tomasila, seusai melakukan pertemuan bersama Pilar Pemolisian Masyarakat (Polmas) dan Forum Kemitraan Polri dan Masyarakat (FKPM), di Amahusu, Senin (1/5/2017).
Dia mengatakan, kunjungan Dubes Belanda ke Amahusu sekaligus melakukan dialog dengan 100 orang warga Amahusu yang tergabung dalam polmas, FKPM, dan tokoh masyarakat terkait perlindungan, tindakan kekerasan dan anak.
"Ada juga kegiatan lain yang dilakukan sebelum Dubes Belanda tiba di Negeri Amahusu pada Selasa (9/5) pukul 12.00 WIT, yakni sosialisasi yang disampaikan staf lembaga sosial masyarakat Arika Mahina selama ini melakukan kegiatan satu di antaranya terkait perlindungan dan kekerasan rumah tangga dan anak," ujarnya lagi.
Hanock mengatakan, kedatangan Dubes Belanda di Amahusu ini pada dasarnya melihat dari dekat proses pendampingan yang dilakukan selama ini oleh pihak IOM terhadap pilar polmas dan FKPM di Amahusu.
"Polmas adalah suatu kegiatan untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan serta menemukan pemecahan masalah," ujarnya.
"Strategi polmas adalah cara atau kiat untuk mengikutsertakan masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan upaya-upaya penangkalan, pencegahan, dan penanggulangan ancaman dan gangguan Kamtibmas secara kemitraan yang setara dengan Polri, mulai dari penentuan kebijakan sampai dengan implementasinya," katanya.
Sedangkan FKPM adalah wahana komunikasi antara Polri dan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar kesepakatan bersama dalam rangka membahas masalah kamtibmas dan masalah-masalah sosial yang perlu dipecahkan bersama, guna menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran penyelenggaraan fungsi kepolisian dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Kami akan menyambut kedatangan Dubes Belanda dengan kegiatan kesenian berupa tarian lenso dan toto buang yang diakhiri nanti dengan acara makan patita bersama di lokasi wisata pantai Negeri Amahusu," ujarnya.
Terkait anggaran, lanjutnya, mulai dari penyambutan sampai dengan makan patita bersama ditanggung pihak IOM, pemerintah Negeri Amahusu menyiapkan lokasi penyambutan dan lokasi sosialisasi dan dialog.
"Dubes Belanda rencananya akan mengunjungi Amahusu sesuai dengan jadwal yang kami terima dari perwakilan International Organization for Migration di Ambon," kata Penjabat Raja Negeri Amahusu Hanock Tomasila, seusai melakukan pertemuan bersama Pilar Pemolisian Masyarakat (Polmas) dan Forum Kemitraan Polri dan Masyarakat (FKPM), di Amahusu, Senin (1/5/2017).
Dia mengatakan, kunjungan Dubes Belanda ke Amahusu sekaligus melakukan dialog dengan 100 orang warga Amahusu yang tergabung dalam polmas, FKPM, dan tokoh masyarakat terkait perlindungan, tindakan kekerasan dan anak.
"Ada juga kegiatan lain yang dilakukan sebelum Dubes Belanda tiba di Negeri Amahusu pada Selasa (9/5) pukul 12.00 WIT, yakni sosialisasi yang disampaikan staf lembaga sosial masyarakat Arika Mahina selama ini melakukan kegiatan satu di antaranya terkait perlindungan dan kekerasan rumah tangga dan anak," ujarnya lagi.
Hanock mengatakan, kedatangan Dubes Belanda di Amahusu ini pada dasarnya melihat dari dekat proses pendampingan yang dilakukan selama ini oleh pihak IOM terhadap pilar polmas dan FKPM di Amahusu.
"Polmas adalah suatu kegiatan untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan serta menemukan pemecahan masalah," ujarnya.
"Strategi polmas adalah cara atau kiat untuk mengikutsertakan masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan upaya-upaya penangkalan, pencegahan, dan penanggulangan ancaman dan gangguan Kamtibmas secara kemitraan yang setara dengan Polri, mulai dari penentuan kebijakan sampai dengan implementasinya," katanya.
Sedangkan FKPM adalah wahana komunikasi antara Polri dan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar kesepakatan bersama dalam rangka membahas masalah kamtibmas dan masalah-masalah sosial yang perlu dipecahkan bersama, guna menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran penyelenggaraan fungsi kepolisian dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Kami akan menyambut kedatangan Dubes Belanda dengan kegiatan kesenian berupa tarian lenso dan toto buang yang diakhiri nanti dengan acara makan patita bersama di lokasi wisata pantai Negeri Amahusu," ujarnya.
Terkait anggaran, lanjutnya, mulai dari penyambutan sampai dengan makan patita bersama ditanggung pihak IOM, pemerintah Negeri Amahusu menyiapkan lokasi penyambutan dan lokasi sosialisasi dan dialog.