Penulis : Agam
Rabu, 03 Mei 2017
Probolinggo,kraksaan-online.com - Puluhan touris (wisatawan asing) asal Prancis tengah naik becak menuju pemukiman Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Para touris itu mengunjungi rumah batik tulis Ronggo Mukti milik, ketua PAC GP Ansor Kota Kraksaan.
Dengan guide asal Jogja, touris itu pun langsung melihat secara langsung proses pembuatan batik tulis dan terakhir belanja kain batik tulis. Di situ, kedatangan sekitar 24 touris itu mengundang daya tarik tetangga atau warga untuk ikut datang ke batik tulis Ronggu Mukti.
Di tengah kerumunan warga, touris itu menyaksikan proses membuat batik. Ada pula touris yang mencoba langsung untuk membantik. Mereka (turis) tampak senang dan menikmati berada di batik tulis tersebut.
Ternyata, batik tulis Ronggo Mukti itu sudah dikenal sampai ke Prancis. Bahkan, sejak tahun kemarin hampir tiap bulan wisatawan asal Prancis yang berkunujung ke wisata Bromo pasti mampir ke batik tulis tersebut.
Olivier, salah satu wisatan asal Prancis mengatakan, dirinya datang ke Probolinggo untuk berwisata. Sebelumnya diri habis mengunjung wisata Bromo dan hendak ke kawah Ijen Bondowoso. Nah, ternyata diajak mampir ke batik tulis yang memang sudah mulai dikenalkan sampai ke Prancis.
"Batik tulis yang saya beli bisa dipakai untuk kerja kantor. Karena motifnya juga bagus dan bisa digunakan untuk dinas juga," katanya dengan bahasa Prancis.
Mahrus Ali mengatakan, dirinya membuka usaha batik tulis Ronggo Mukti sejak awal tahun 2015 lalu. Kemudian tahun kemarin, dirinya mengembangkan batik tulisnya dengan kerjasama dengan temannya asal Jogja. Kebetulan temannya itu merupakan guide wisatawan asing asal Prancis. Hampir tiap bulan ada wisatan asal prancis datang ke sini. Alhamdulillah, lumayan kain batik tulis yang terjual, terangnya.
Mahrus mengatakan, rombongan yang tiap kali mampir ke tempat rumah batik tulisnya berjumlah lumayan bayak. Biasanya di atas 20 orang. Ada 24 orang turis yang datang berkunjung. "Ada 21 kain yang terjual,"ungkapnya.
Mahrus menjelaskan, batik tulis yang ditawarkan pada turis itu bervariasi. Ada batik tulis sutra ada batik tulis katun kereto koncono. Istilah kain batik itu, batik mori sutra dan mori kereto kencono. Harga yang ditawarkan dari mulai Rp 200 ribu sampai Rp 2 juta. Tiap satu kain batik tulis itu berukuran 2,25 meter. Ada juga turis yang menawar harga batik tulis ini. Tapi, kami sampaikan dengan ramah, tidak bisa ditawar. Karena harga itu sesuai dengan kualitas dan proses pembuatan batik tulis, ungkapnya.
Bahan batik tulis paling mahal diakui Mahrus, batik sutra. Proses batik tulis kain putih direndam selama semalam. Kemudian dikeringkan dan dimotif dan baru dibatik tulis. Kemudian diwarnai. Setelah itu dikunci dengan penguat warna. Dicuci dan direncam semalam. Kemudian terakhir dilorot atau pelepasan malam dari kain dengan air mendidih.
Proses batik paling cepet 5 hari kalau tidak hujan. Ada 23 pekerja yang mayorits asal tetangga warga disini. Jadi garapan batik tulis itu bisa dibawa pulang dan dikerjakan di rumahnya sendiri, terangnya.
Mahrus mengaku, sehari sebelum hendak kedatangan turis itu sudah dikabari lebih dulu oleh temannya bernama Fikri tersebut. Kemudian, dirinya pun menyiapkan transportasi becak yang menganggkut dari jalan raya ke rumah batik tulis. Karena turis yang datang itu lumayan banyak, dirinya sempat kesulitan mencari tukang becak malam hari sebelumnya.
Saya ingin bentuk paguyuban tukang becak Kraksaan. Jadi, saat ada wisatawan asing yang hendak mampir ke rumah batik tulisnya tidak kebingungan mencari tukang becak. Karena turis dari jalan raya lebih memilih untuk diangkut naik becak, terangnya.
Para touris itu mengunjungi rumah batik tulis Ronggo Mukti milik, ketua PAC GP Ansor Kota Kraksaan.
Dengan guide asal Jogja, touris itu pun langsung melihat secara langsung proses pembuatan batik tulis dan terakhir belanja kain batik tulis. Di situ, kedatangan sekitar 24 touris itu mengundang daya tarik tetangga atau warga untuk ikut datang ke batik tulis Ronggu Mukti.
Di tengah kerumunan warga, touris itu menyaksikan proses membuat batik. Ada pula touris yang mencoba langsung untuk membantik. Mereka (turis) tampak senang dan menikmati berada di batik tulis tersebut.
Ternyata, batik tulis Ronggo Mukti itu sudah dikenal sampai ke Prancis. Bahkan, sejak tahun kemarin hampir tiap bulan wisatawan asal Prancis yang berkunujung ke wisata Bromo pasti mampir ke batik tulis tersebut.
Olivier, salah satu wisatan asal Prancis mengatakan, dirinya datang ke Probolinggo untuk berwisata. Sebelumnya diri habis mengunjung wisata Bromo dan hendak ke kawah Ijen Bondowoso. Nah, ternyata diajak mampir ke batik tulis yang memang sudah mulai dikenalkan sampai ke Prancis.
"Batik tulis yang saya beli bisa dipakai untuk kerja kantor. Karena motifnya juga bagus dan bisa digunakan untuk dinas juga," katanya dengan bahasa Prancis.
Mahrus Ali mengatakan, dirinya membuka usaha batik tulis Ronggo Mukti sejak awal tahun 2015 lalu. Kemudian tahun kemarin, dirinya mengembangkan batik tulisnya dengan kerjasama dengan temannya asal Jogja. Kebetulan temannya itu merupakan guide wisatawan asing asal Prancis. Hampir tiap bulan ada wisatan asal prancis datang ke sini. Alhamdulillah, lumayan kain batik tulis yang terjual, terangnya.
Mahrus mengatakan, rombongan yang tiap kali mampir ke tempat rumah batik tulisnya berjumlah lumayan bayak. Biasanya di atas 20 orang. Ada 24 orang turis yang datang berkunjung. "Ada 21 kain yang terjual,"ungkapnya.
Mahrus menjelaskan, batik tulis yang ditawarkan pada turis itu bervariasi. Ada batik tulis sutra ada batik tulis katun kereto koncono. Istilah kain batik itu, batik mori sutra dan mori kereto kencono. Harga yang ditawarkan dari mulai Rp 200 ribu sampai Rp 2 juta. Tiap satu kain batik tulis itu berukuran 2,25 meter. Ada juga turis yang menawar harga batik tulis ini. Tapi, kami sampaikan dengan ramah, tidak bisa ditawar. Karena harga itu sesuai dengan kualitas dan proses pembuatan batik tulis, ungkapnya.
Bahan batik tulis paling mahal diakui Mahrus, batik sutra. Proses batik tulis kain putih direndam selama semalam. Kemudian dikeringkan dan dimotif dan baru dibatik tulis. Kemudian diwarnai. Setelah itu dikunci dengan penguat warna. Dicuci dan direncam semalam. Kemudian terakhir dilorot atau pelepasan malam dari kain dengan air mendidih.
Proses batik paling cepet 5 hari kalau tidak hujan. Ada 23 pekerja yang mayorits asal tetangga warga disini. Jadi garapan batik tulis itu bisa dibawa pulang dan dikerjakan di rumahnya sendiri, terangnya.
Mahrus mengaku, sehari sebelum hendak kedatangan turis itu sudah dikabari lebih dulu oleh temannya bernama Fikri tersebut. Kemudian, dirinya pun menyiapkan transportasi becak yang menganggkut dari jalan raya ke rumah batik tulis. Karena turis yang datang itu lumayan banyak, dirinya sempat kesulitan mencari tukang becak malam hari sebelumnya.
Saya ingin bentuk paguyuban tukang becak Kraksaan. Jadi, saat ada wisatawan asing yang hendak mampir ke rumah batik tulisnya tidak kebingungan mencari tukang becak. Karena turis dari jalan raya lebih memilih untuk diangkut naik becak, terangnya.
Editor : Dicko