BERITA MALUKU. Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Zeth Sahuburua menyatakan, penambangan batu cinnabar di kawasan Batu Tembaga, Desa Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat ditutup sementara sambil menunggu hasil penelitian maupun kajian tim pusat yang meninjau lokasinya 11 April 2017.
"Saya baru bertemu dengan tim pusat yang hendak ke lokasi (Batu Tembaga). Namun, penutupan sementara bahan baku merkuri itu telah diputuskan Gubernur Maluku, Said Assagaff beberapa waktu lalu karena mempertimbangkan ancaman kelestarian lingkungan," katanya di Ambon, Selasa (11/4/2017).
Tim dari pusat terdiri dari Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Polhukham dan instansi terkait lainnya.
"Hasil penelitian dan kajian tim pusat yang nantinya menjadi bahan pertimbangan Pemprov Maluku untuk memutuskan 'nasib' penambangan batu cannibar di wilayah Kecamatan Huamual itu," ujarnya.
Dia mengakui penutupan sementara penambangan di kawasan Batu Tembaga itu menindaklajuti instruksi Presiden Joko Widodo terhadap kegiatan memanfaatkan merkuri maupun bahan beracun lainnya.
"Jadi instruksi Kepala Negara ditindaklanjuti Pemprov Maluku dengan tujuan mengantisipasi ancaman pencemaran lingkungan lebih parah serta melindungi masyarakat dari ancaman zat merkuri," tandas Wagub.
Karena itu, masyarakat di kecamatan Huamual diimbau memahami kebijakan yang diputuskan Pemprov Maluku dan menerima kehadiran tim pusat karena tujuannya untuk melindungi rakyat sejak dini.
"Kami tidak bermaksud menghalangi investasi di Maluku. Namun, bila penambangan itu masih belum berizin dan memanfaatkan zat merkuri, maka perlu diantisipasi ancaman pencemaran lingkungan maupun kesehatan ," tegas Wagub.
Batu cinnabar merupakan bahan dasar untuk pembuatan cairan mercury atau air raksa. Sesuai beberapa penelitian, batu cinnabar ini mengandung beberapa zat yang dapat membahayakan nyawa manusia, seperti tubuh getar-getar, mati rasa, kelainan fisik, bahkan bisa meninggal dunia jika tidak ditangani secara dini.
Selain bisa disuling untuk air raksa. Material batu cinnabar biasanya juga sering dipakai untuk bahan dasar pemberat kapal. Batu tersebut juga memiliki kapasitas berat melebihi emas, namun harganya tidak sebanding dengan logam mulia tersebut.
"Saya baru bertemu dengan tim pusat yang hendak ke lokasi (Batu Tembaga). Namun, penutupan sementara bahan baku merkuri itu telah diputuskan Gubernur Maluku, Said Assagaff beberapa waktu lalu karena mempertimbangkan ancaman kelestarian lingkungan," katanya di Ambon, Selasa (11/4/2017).
Tim dari pusat terdiri dari Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Polhukham dan instansi terkait lainnya.
"Hasil penelitian dan kajian tim pusat yang nantinya menjadi bahan pertimbangan Pemprov Maluku untuk memutuskan 'nasib' penambangan batu cannibar di wilayah Kecamatan Huamual itu," ujarnya.
Dia mengakui penutupan sementara penambangan di kawasan Batu Tembaga itu menindaklajuti instruksi Presiden Joko Widodo terhadap kegiatan memanfaatkan merkuri maupun bahan beracun lainnya.
"Jadi instruksi Kepala Negara ditindaklanjuti Pemprov Maluku dengan tujuan mengantisipasi ancaman pencemaran lingkungan lebih parah serta melindungi masyarakat dari ancaman zat merkuri," tandas Wagub.
Karena itu, masyarakat di kecamatan Huamual diimbau memahami kebijakan yang diputuskan Pemprov Maluku dan menerima kehadiran tim pusat karena tujuannya untuk melindungi rakyat sejak dini.
"Kami tidak bermaksud menghalangi investasi di Maluku. Namun, bila penambangan itu masih belum berizin dan memanfaatkan zat merkuri, maka perlu diantisipasi ancaman pencemaran lingkungan maupun kesehatan ," tegas Wagub.
Batu cinnabar merupakan bahan dasar untuk pembuatan cairan mercury atau air raksa. Sesuai beberapa penelitian, batu cinnabar ini mengandung beberapa zat yang dapat membahayakan nyawa manusia, seperti tubuh getar-getar, mati rasa, kelainan fisik, bahkan bisa meninggal dunia jika tidak ditangani secara dini.
Selain bisa disuling untuk air raksa. Material batu cinnabar biasanya juga sering dipakai untuk bahan dasar pemberat kapal. Batu tersebut juga memiliki kapasitas berat melebihi emas, namun harganya tidak sebanding dengan logam mulia tersebut.