LOMBOK TENGAH, sasambonews.com,- Kasus Pembobolan Brangkas Dikpora oleh orang tak dikenal pada dinihari yang ditutup rapat bakal di congkel lagi. Polres Lombok Tengah akan membuka kembali penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Kapolres Lombok Tengah AKBP. Holilur Rahman mengaku belum menerima laporan terkait kasus pembobolan brankas Dikpora Lombok Tengah. Hal itu diungkapkan pada acara silaturahmi Polres Lombok Tengah dengan wartawan, Jumat (10/3) kemarin. Pihaknya berjani akan segera melanjutkan penanganan kasus tersebut.
" Terus terang saya belum terima laporan. Tapi yang jelas penanganan kasus ini sekarang menjadi tanggungjawab saya," jelasnya.
Tapi perlu dipahami lanjut Kapolres, untuk mengungkap suatu kasus tidak semudah yang dibayangkan. Untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka, polisi harus benar-benar yakin bahawa orang tersebut benar-benar merupakan pelaku dari kasus yang dituduhkan, tentunya dengan didukung dengan bukti dan saksi yang kuat. Jika tidak, hal itu justeru akan mempermalukan institusi kepolisian. " Siapa yang berani menuduh, berarti dia harus bisa membuktikan, karena jangan sampai kita menzolimi orang," jelasnya.
Untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarkat agar bersabar, tidak membuat opini negativ dan mendukung pihak kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2015 lalu, publik sempat dihebohkan dengan kasus pembobolan brankas Dinas Pendidikan (Disdik) yang kala itu masih bernama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Akibat kejadian tersebut, uang kas Dikpora seniai Rp 400 juta yang tersimpan di dalam brankas, raib digondol kawanan maling.
Sesaat setelah kejadian, Polres Lombok Tengah langsung melakukan olah TKP. Beberapa saksi juga dimintai keterangan, termasuk dari pihak Dikpora. Sayangnya sampai saat ini perkembangan kasus tersebut belum juga ada kejelasan.
Hal itu kemudian mulai menimbulkan opini negativ di tengah-tengah masyarakat. Beberapa kalangan menduga, lambannya pengungkapan kasus pembobolan brankas Dikpora, tidak lain akibat adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu. Karena selain jumlah kerugian yang besar, kuat dugaan kasus tersebut melibatkan orang dalam dan para pejabat Dikpora. Ws