Suara mahasiswa, stop memekarkan Kab baru di Wedauma/KM. |
Oleh Silvester W Kadepa
Opini, (KM)--Karena Lebih jauh dipandang dari kacamata mahasiswa pemekaran distrik Agadide Ekadide dan Bogobaida menjadi kabupaten Wedauma dipandang merupakan bisnis kelompok elit di daerah yang sekedar menginginkan jabatan dan posisi tanpa memperhatikan dan memperdulikan nasib rakyat.
Atas nama Allah Papua tokoh adat masyarakat, tokoh agama, para Intelektual mahasiswa distrik Agadide, Ekadide, dan Bogobaida dan secara khusus suara mahasiswa saya menolak pemekaran kabupaten baru di wedauma.
Bertanya memekarkan kabupaten baru Wedauma? Apakah banyak orang putra daerah penanggurang? Apakah sumber daya manusia sudah siap? Berapa Doktor atau Profesor yang telah siap di distrik Agadide Bogodide dan Ekadide.
Dengan tegas jangan mencari nama baik dengan titik fokus pemekaran kabupaten demi kepentingan pribadi seenak gula di mulut. Jangan berpikir sehari makan mengenai diri namun berpikir jauh demi banyak orang.
Para intelektual distrik Agadide Bogodide dan Ekadide, bila Anda memang orang berintelektual coba berpikir bahwa kabupaten Paniai saja belum berkembang dengan baik hanya begitu sepajang tahun ke tahun, mengapa rencana membuka kebupaten baru ? Stop.
Lapangan kerja di Kab Paniai masih banyak, namun apakah anak putra daerah di kerjakan disana. Saya pikir tidak, yang duduk di jabatan jabatan ternama adalah mereka yang bersekolah dan berpendidikan yakni orang non Papua. Dimanakah orang Papua? maaf belum memiliki pengetahuan.
Hak tanah adat asli daerah diambil dan di lepas tanpa suara. Daerah dikuasai orang asing, di bunuh dan di curi semua harta benda di tanah Papua dicuri orang dan sedikit lagi putra daerah hanya penonton setia di pinggir kota Kab Paniai.
Kabupatan Paniai yang sudah lama memekarkan hanya tinggal nama dan dikuasai orang non Papua. Dengan pemekaran Kab Paniai hidup semakin menderita bagi putra daerah, bukan membawa kedamaian dan kesejahtraan, tetapi mengapa Anda ingin memekerkan kab baru Wedauma ??
Sebagai anak adat putra setempat sangat menolak akan perencanaan dan pembentukan pemekeran Kab baru di Wedauma, karena dapat membawa kesenangan sedikit namun penderitaan sepanjang masa nantinya.
Para intelektual bila Anda ingin mensejahtrakan masyarakat berarti bukan membuka pemekaran Kab baru tetapi ikut membantu aksi untuk menyempaikan aspirasi kepada pemerintah akan masalah yang dialami oleh masyarakat. Kemudian ikut membantu untuk berusaha menutup perusahan tambang ilegal di Degeuwo.
Memang para Intelektual Anda merasa mampu dan bisa membuat Kab baru, maka sebelumnya diingatkan lagi bahwa masalah pendidikan di daerah sekitar masih sangat jauh karena segala sesuatu dimulai dari pendidikan.
Negara Indonesia diskriminatif rasial dan pembunuhan burutal terhadap suku Mee-pago dengan segala macam cara yang dilakukan melalui operasi kekuatan TNI/POLRI Indonesia. Membunuh dan pemerkosaan mama-mama anak sekolah dengan tidak sesuai dengan instrument produk hokum moral dan tidak manusiawi. Mengapa anda membuka jalan lebar bagi mereka? Ataukan ingin orang Papua habis dari tanah Papua.
Pembunuhan fakta yang terjadi pada08 Desember 2014 di kabupaten Paniai oleh TNI Porli Indonesia yang menewaskan 4 orang siswa dan 8 orang luka luka berat sampai sekarang belum di Tuntaskan oleh negara. Apabila membuka kab baru banyak terjadi pembunuhan dan ketindasan orang Papua. Apakah itu yang di rencanakan?
Di ingatkan kepada oknum tim pemekaran sebelum terlambat segera mempertanggungjawab atas tulang belulang orang tua kita dulu mati, karena atas memperjuangkan cinta tanah air. Tim pemekaran tersebut tidak minggikuti prosedur dan tidak minta komitmen bersama dari masyarakat distrik Agadide Ekadide dan Bogobaida.
Rencana pemekaran kabupaten baru distrik Agadide Ekadidedan Bogobaida adalah bukan kemauan masyarakat suku Mee-pago tetapi kepentinggan seseorang, karena merasa rugi akan tidak dapat posisi dibidang pemerintahan atau kalangan politik.
Saya bertanya pemekaran kabupaten baru untuk apa dan siapa .?
Pemekaran kabupaten baru distrik Agadide Ekadide dan Bogobaida bukan untuk orang asli suku Mee-pago, tetapi hanya kepentingan seseorang yang membuka peluang supaya masyarakat trans Indonesia dari Jawa datang ambil tanah dengan menanam modal dan memiliki rumah mewah membangun tokoh-tokoh besar. lalu orang Papua khusunya masyarakat setampat mendapatkan bagian kecil khususnya angkat angkat sampah heheh.
Aspek-aspek yang perlu menjadi perhatian adalah jumlah penduduk, sumber daya manusia (SDM), luas wilayah, kepadatan penduduk, pendapatan penduduk, sumber daya alam (SDA), dan aspek lainnya di Kab baru wedauwa sudah memenuhi belum?
Maka itu, diharapkan berhenti merencanakan kab baru Wedauma, sebab tidak dapat memenuhi untuk membuka kabupaten bila di lihat dari persoalan opini diatas (KM.)
Penulis adalah mahasiswa Papua kuliah di Jawa.
(Umagiyinagobai/KM)