Jakarta, infobreakingnews - Dipastikan setelah selesai acara Pilkada DKI yang super heboh itu, maka berikutnya publik akan menyaksikan perseteruan dashat antara mantan Ketua KPK Antasari dengan SBY terkait kasus yang dialamani mantan jaksa karier tersebut.
Secara mengejutkan Antasari Azhar kembali menuding Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai aktor di balik kasus yang menjeratnya. Mantan jaksa ini menegaskan bahwa dirinya tak bersalah dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen pada 2009 silam.
Antasari yang datang di Bareskrim Polri bersama Andi Syamsudin Iskandar, adik Nasrudin, itu meminta keadilan. "Saya minta aparat serius tangani kasus saya. Setelah saya renungkan tadi malam, ini kilas balik. Sejak kecil saya diajari kejujuran. Kepada SBY, jujurlah. Beliau tahu perkara saya, beliau perintahkan siapa untuk kriminalisasi Antasari?" tanya Antasari.
Pak SBY, masih kata Antasari, diharapkan untuk jujur dan terbuka pada publik.
"Masalah perintah segera Antasari diproses, inisiator kriminalisasi terhadap saya itu SBY. Ada orang malam-malam ke saya, Hary Tanoe, dia diutus oleh Cikeas. Beliau minta agar saya jangan menahan Aulia Pohan," sambung Antasari.
Saat itu, menurut Antasari, Hary Tanoe (HT) mengatakan,"Saya diperintah untuk minta Bapak jangan menahan Aulia Pohan.
Nanti keselamatan Bapak bagaimana?"
Nanti keselamatan Bapak bagaimana?"
Tetapi Antasari mengaku tak gentar karena dia sudah memilih profesi penegakan hukum, maka risiko apa pun akan diterima.
"Kalau saya selesai bicara hari ini, besok saya mati, saya siap kok. Untuk apa dia suruh HT ke rumah saya malam- malam. Apa masih bisa saya katakan SBY ga intervensi perkara, ini bukti!," tegasnya.
Antasari mengaku tak gentar dan tak bisa untuk tidak menahan besan SBY itu.
"Inilah yang terjadi. Saya sudah berikan apa yang sudah saya simpan bertahun-tahun. Saya akan ke dalam, selesaikan laporan, terus giat di luar. Saya akan kembali ke rumah tengah malam," katanya.
Saat disinggung bagaimana kronologi pertemuan dengan HT, Antasari menyatakan hal itu terjadi pada Maret 2009. Saat itu dia sedang mengumpulkan data KPU.
"(HT datang) Saya bawa misi Pak dari Cikeas. Dia sebut nama. Misi itu agar Bapak jangan menahan Aulia Pohan. Enggak bisa karena sudah SOP KPK," kenang Antasari.
Mendengar jawabannya, HT berujar,"Kalau saya enggak bisa penuhi target, saya gimana laporan. Saya bisa ditendang dari Cikeas. Bapak juga hati-hati."
Antasari juga mengingatkan soal SMS yang pengusutannya belum tuntas hingga kini. Antasari telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim. Kalau aparat kurang serius mengusut kasus tersebut, Antasari menyatakan dirinya akan kembali menyampaikannya ke media.
"Siapa pun dan kapasitas apap un yang terlibat, saya minta diproses. Karena saya nilai baru sekarang momentum yang tepat maka saya buka semua ini," kata Antasari.*** Jerry Art.