Bukit Duri Banjir, Anies Tertawa, Sekarang Anies Minta Bukit Duri Direlokasi, Bukan Digusur!

Koplak! Anies Baswedan Kembali Menjilat Muntahnya Sendiri

Penulis :  CHRISTOVEL SILABAN

Saat ini warga Bukit Duri harap-harap cemas terkait curah hujan yang berpotensi menyebabkan banjir di daerah mereka. Memang semenjak Ahok menjabat dan melakukan banyak normalisasi sungai, di beberapa titik yang dulunya menjadi langganan banjir, kini tidak terlihat lagi. Namun masih ada sebagian daerah yang belum di normalisasi sampai saat ini, karena masih terkendala beberapa hal, yakni pembangunana rusun yang masih belum selesai, ditambah lagi cuti kampanye yang mewajibkan sang petahana itu harus menunda.
Beberapa hari yang lalu, Bukit Duri kembali kebanjiran akibat curah hujan yang menerpa dengan intensitas tinggi. Penyebab kebanjiran ini sebagaimana yang sudah dikatakan ahok, karena belum selesainya proses normalisasi sungai. Sontak kejadian inipun langsung dimanfaatkan oleh Anies Baswedan untuk menyerang Ahok.

"Kirain sudah bebas banjir," kira-kira seperti itulah kalimat sindiran dari Anies Baswedan ini yang terkenal pintar berkata-kata. Padahal Ahok tak pernah berkata Jakarta akan bebas banjir, melainkan bebas genangan air. Gagal pahamnya seorang Anies Baswedan ini menurut kacamata tembus pandang saya, disebabkan oleh beberapa hal konyol.

Pertama, dia tidak mengerti perbedaan kalimat, Jakarta bebas banjir dengan jakarta bebas genangan air. Jakarta bebas banjir, artinya Jakarta terlepas dari yang namanya kebanjiran, atau kata sederhananya, Jakarta tidak akan pernah banjir kembali. Sedangkan Jakarta bebas genangan air, adalah kemungkinan masih terjadi banjir namun dalam waktu yang singkat genangan air bisa langsung dihilangkan melalui pompa yang sudah disediakan Pemprov DKI Jakarta.

Kedua, gagal pahamnya seorang Anies Baswedan ini mungkin disebabkan oleh jurus mabok tingkat dewa yang sudah menjalar keseluruh pembuluh darahnya. Sehingga yang ada dikepalanya hanya keinginan untuk menyerang Ahok karena banjir yang masih terjadi.

Ketiga, gagal pahamnya Anies kemungkinan besar dikarenakan terlalu banyak beretorika, sehingga dia lupa, bahwa menyelesaikan permasalahan banjir tidak segampang bacotnya. Dan yang harus diingat banjir tidak akan pernah selesai hanya dengan kata-kata.

Didalam debat pilgub DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu, Anies selalu mengatakan kepada Ahok agar tidak meremehkan kata-kata. Saya menolak lupa Pak Anies Baswedan, bahwasannya tanggal 15 November 2016 yang lalu anda pernah berkata untuk merelokasi warga Bukit Duri. Namun pada tanggal 9 Januari 2017 yang lalu anda meremehkan kata-kata itu, dan mengkhianti kata-kata. Sekarang siapa yang meremehakan kata-kata, Anda atau Pak Ahok.?

Keinginan berkuasa rupanya telah membuat Anies melanggar kata-katanya dan berubah menjadi oportunis. Ketika warga Bukit Duri menang di PTUN, Anda lupa bahwa anda pernah berkata, bahwa warga Bukit Duri harus direlokasi, namun anda lupa dan malah menandatangani kontrak politik soal penggusaran.

Anies melanggar ucapannya sendiri, di November 2016 yang lalu, Anies pernah berjanji akan membangun kembali rumah warga yang terkena gusuran. Parahnya lagi, isi kontrak politik yang anda tandatangani dengan warga bukti duri, adalah pembenahan pemukiman padat secara partisipatif tanpa penggusran.

Saya tidak heran bahwa anda inkonsisten dalam berkata-kata, karena memang sebelumnya, baru-baru ini, anda menyangkal bahwa anda tidak pernah menjanjikan DP nol persen kepada warga melainkan nol rupiah. Saya terdiam sejenak, apakah telinga saya yang bermasalah atau bibir anda yang keseleo, sehingga anda tidak bisa membedakan ucapan DP nol persen dengan DP nol rupiah.

Ternyata anda sendiri telah menelan muntahan anda sendiri, sehingga tidak heran warga bukit duri termakan obralan janji anda. Terbukti anda meraih suara terbanyak di Bukit Duri tanggal 15 Februari yang lalu. Yang menjadi pertanyaannya adalah, kemana anda dan Sandiaga Uno setelah warga Bukit Duri mengalami kebanjiran.

Anda tidak memberikan solusi banjir, namun ditengah kebanjiran anda malah nyinyir dan mengejek Ahok. Saya tidak melihat sosok Indonesia Mengajar didalam diri anda, melainkan sosok Indonesia beretorika.

Maka tak heran, sekarang warga Bukit Duri ingin mengajak bicara Ahok, karena mereka tidak tahan dan ingin hidup nyaman tanpa ketakutan banjir yang datang tengah malam tanpa permisi, 'asalaamualaikum'.

Jadi sudah jelas, saat warga Bukit Duri menang di PTUN, anda berdiri di belakang warga, Anies hanya datang pada saat ada maunya saja, ketika butuh suara untuk menang Pilkada, Anies obral kata-kata. Namun pada saat warga Bukit Duri yang telah memenangkan anda di pemilu 15 Februari yang lalu mengalami kebanjiran, Anies malah tersenyum menyerang ahok dengan mengatakan , 'banjir adalah salah Ahok.'

Dulu anda yang sangat sering mengatakan untuk jangan meremehkan kata-kata, sekarang anda pula yang meremehkannya. Bukan cuma sekali anda inkonsisten dalam berucap, hampir berkali-kali. Anies seperti bunglon, menyesuaikan diri dan membela kepada abdinya untuk kepentingan golongannya.

Selengkapnya : 
http://ift.tt/2kABWHe

Subscribe to receive free email updates: