Akan Dilebarkan, Jembatan Ngadipurwo Dianggarkan Rp 2,5 Miliar

Kondisi Jembatan Desa Ngadipurwo yang ambrol November lalu. Pemkab bertekad secepatnya akan membangun jembatan kembali setelah APBD 2017 disahkan. (foto: teg-infoblora)
BLORA. Pasca ambrol pada Jumat sore (18/11) lalu, jembatan Desa Ngadipurwo yang menjadi penghubung jalan Desa Sengdangharjo (Medang) menuju Desa Tempuran akan segera dibangun oleh Pemkab Blora. Tidak hanya dibangun saja, bahkan jembatan akan dibangun lebih lebar dari jembatan lama mengingat jalur tersebut merupakan jalan utama menuju objek wisata Waduk Tempuran.

Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Blora, Drs. Bondan Sukarno, MM, guna menjawab keresahan masyarakat yang menginginkan agar jembatan bisa segera dibangun kembali.

"Sesuai anjuran Pak Bupati, jembatan akan segera kita bangun dan diperlebar karena jalur tersebut merupakan jalur utama menuju Tempuran dan alternatif menuju Sayuran yang setiap hari banyak dilalui kendaraan roda empat," ucap Bondan Sukarno, kemarin.

Hanya saja pelaksanaan pembangunan jembatan menurutnya belum bisa dilakukan minggu ini, karena anggaran pembangunannya baru diusulkan dalam kegiatan APBD 2017. "Kita sudah usulkan anggaran Rp 2,5 miliar dalam APBD 2017. Semoga segera disahkan dan lelang pembangunan jembatan bisa segera dilakukan agar proyek secepatnya berjalan," lanjut Bondan.

Diketahui bersama, Rancangan APBD 2017 telah disepakati Bupati dan DPRD pada pekan lalu dalam rapat paripurna DPRD. Saat ini pengesahannya menunggu hasil evaluasi Gubernur Jawa Tengah. Pihaknya berharap pertangahan Desember ini bisa segera turun evaluasinya sehingga RAPBD 2017 bisa disahkan menjadi APBD 2017.

Ia yakin awal 2017 nanti atau bulan depan lelang proyek pembangunan jembatan sudah bisa dilakukan dan kegiatan fisik bisa berjalan. "Kami juga tidak ingin mengulur waktu, karena jembatan merupakan kebutuhan vital masyarakat. Hanya saja kita harus sesuai aturan agar tidak melanggar hukum dalam menggunakan anggaran daerah. Mohon doanya agar bisa secepatnya dibangun," paparnya.

Sambil menunggu pembangunan jembatan permanen dari pemerintah, untuk sementara ini masyarakat Desa Ngadipurwo membangun jembatan darurat dari bambu dan kayu lainnya untuk menyeberangi sungai. Sehingga kegiatan sehari-hari bisa dilakukan melalui jembatan darurat tersebut.

Untuk kendaraan roda dua dapat melintas namun dihimbau tetap hati-hati. Sedangkan untuk kendaraan roda empat atau lebih dianjurkan berputar melalui Desa Purwosari jika ingin ke Tempuran. Sedangkan yang dari Blora bisa melalui jalan Seso-Sayuran.

Sementara itu terkait runtuhnya jembatan Ngadipurwo, Bondan Sukarno menjelaskan, penyebab runtuhnya jembatan itu akibat pangkal jembatan tergerus derasnya arus sungai sejak beberapa hari terakhir. Dia mengungkapkan, jembatan itu dibangun tahun 1970 dengan kontruksi dari kayu dan pernah direhab tahun 1990 dengan mengganti plat beton serta perkuatan pangkal bawah jembatan. (ag-infoblora)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :