Peristiwa tersebut terjadi Minggu 6 November 2016, saat sejumlah pekerja tengah menggali tanah untuk membuat sumur guna mengairi sawah. Tiba-tiba gas keluar setelah sumur dibor pada kedalaman 90 meter. Gas ini berbahaya karena berpotensi meledak jika tersulut api.
Polsek Masaran bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen kemudian berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat untuk meneliti kandungan gas tersebut.
"Saat kami cek ternyata gas itu mudah terbakar. Kami langsung memasang garis polisi mengelilingi area sumur serta tulisan imbauan warga untuk berhati-hati," kata Kapolsek Masaran, AKP Mujiono mewakili Kapolres Sragen, AKBP Cahyo Widiarso, seperti dikutip dari KRjogja, Senin (7/11/2016).
Selain mensterilkan lokasi, petugas kepolisian juga meminta pekerja untuk tidak melanjutkan aktivitas pengeboran, sambil menunggu hasil penelitian pihak terkait. Munculnya gas yang menggegerkan warga ini bermula saat empat pekerja mengebor sumur dengan menggunakan mesin bor. Proses pengeboran sudah dimulai sejak enam hari lalu.
"Sumur yang dibor rencananya digunakan untuk mengairi sawah. Gas muncul pada pukul 10.00 WIB dan sampai sore masih mengeluarkan gas yang terdengar seperti gemuruh suara angin. Kami sempat mencoba dengan puntung rokok ternyata bisa mengeluarkan api," ujar dia.
Sementara, Kepala BPBD Sragen, Heru Wahyudi mengaku, telah menghubungi Bidang Pengairan, Pertambangan dan Energi DPU Sragen agar segera mengecek gas yang keluar dari sumur pantek itu.
"Kalau kami hanya sebatas pengondisian warga agar aman bersama Polsek Masaran. Kami baru mendapat informasi dari warga," tuturnya.
Kabid Pengairan, Pertambangan dan Energi DPU Sragen, Subagiyono mengaku, sudah mengirimkan staf untuk mengecek ke lokasi sebagai bahan untuk laporan ke Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang diterima, dia menilai tekanan gas itu cukup besar dan bisa dimanfaatkan untuk sumber energi rumah tangga.
Dikatakannya, dulu juga di Desa Made, Kecamatan Ngrampal pernah ada gas bumi dan hal tersebut akhirnya dimanfaatkan warga untuk memasak.
"Tapi itu sudah lama dan sampai sekarang belum mengecek lagi. Untuk yang di Desa Krebet itu, nantinya harus diteliti ahlinya, yakni dari Dinas ESDM Jateng yang memiliki alat," tambahnya.