Ahok menyebut bantuan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta era kepemimpinannya lebih dahsyat dan bersifat mendidik warga.
"BLT kami lebih dashyat," kata Ahok di Posko Tim Pemenangannya, Rumah Lembang, Jalan Lembang, Jakarta Pusat, Senin (1/11/2016).
Dashyat yang dimaksud Ahok adalah tiap keluarga yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP) diberikan bantuan sebesar Rp 600 ribu per anak sebulan. Sedangkan, pada masa pemerintahan Presiden SBY, BLT yang diberikan hanya Rp 150 ribu.
"BLT kami, 1 KJP Rp 600 ribu sebulan. Kalau punya 3 anak, Rp 1,8 juta. Saya kira yang memberikan BLT paling besar ya selama saya dan Pak Jokowi. BLT jaman SBY Rp 150 ribu dan itu arah sasarannya semua kita bisa berdebat," lanjutnya.
Menurut Ahok, sistem BLT yang diterapkannya bersama Jokowi saat menjadi gubernur dan wakil gubernur lebih mendidik. Lebih mendidik yang dimaksud oleh Ahok adalah tidak diberikan uang tunai langsung kepada masyarakat tapi menggunakan KJP yang bisa diatur pengeluarannya untuk apa.
"Dari dulu saya katakan, rakyat memang perlu dikasih BLT tapi yang bersifat mendidik. Bantuan yang mendidik bukan bagi-bagi uang seperti di zaman Pak SBY, bukan. Itu saya enggak setuju," tegas Ahok.
Ahok pun menceritakan awal mula dirinya dan Jokowi mengeluarkan KJP. Ide KJP, cerita Ahok, mulanya digunakan untuk membeli beras bagi rakyat miskin."Jadi kita bukan bagi-bagi uang. Mesti diingat sila kelima Pancasila itu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan bantuan sosial," tutupnya.
Bicara tentang KJP, Ahok menjelaskan program KJP yang dikeluarkan Pemprov DKI merupakan hasil riset. Bahkan data penerima KJP merupakan hasil penghitungan Bank Dunia. Menurut Ahok, pelajar sudah cukup terbantu dengan KJP. Dia menegaskan KIP lebih baik digunakan di luar daerah Jakarta.
Sumber: detik.com