Antara 1994 dan 2013, database bencana internasional EM-DAT mencatat terjadi 6.873 bencana alam di seluruh dunia yang menewaskan sedikitnya 1,35 juta jiwa atau sekitar 68 ribu orang setiap tahunnya. Selain itu, 218 juta penduduk bumi juga terkena dampak bencana setiap tahun selama periode yang sama.
Bencana geofisika seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi merupakan yang paling banyak terjadi meski bencana yang berhubungan dengan iklim seperti banjir dan badai jumlahnya terus meningkat. Menurut EM-DAT, terjadi 341 bencana iklim setiap tahun sejak 2000, atau meningkat 44 persen dari rata-rata 1994-2000 bahkan hampir dua kali lipat dari 1980-1989.
Data EM-DAT menunjukkan bahwa banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi selama tahun 1994 sampai 2013, sekitar 43 persen dari seluruh bencana yang terjadi di dunia dan mempengaruhi hampir 2,5 miliar jiwa. Badai menempati urutan kedua dengan menewaskan lebih dari 244 ribu orang serta menyebabkan kerugian finansial sebesar USD 936 miliar atau setara Rp 12.142 triliun, menjadikannya sebagai bencana paling mahal sekaligus paling mematikan kedua.
Dan tahun ini, Badai Matthew di Haiti dan Amerika Serikat menjadi bencana alam paling mematikan melewati gempa Ekuador dan Italia. Hingga saat ini, hampir 900 orang meninggal dunia akibat Badai Matthew, jauh di atas korban gempa Ekuador (673) dan Italia (298). Bencana iklim lain yang merenggut lebih dari 100 korban jiwa adalah gelombang panas India yang terjadi pada April dan Mei.
Hurricane Matthew
Jumlah korban Badai Matthew diperkirakan mencapai sedikitnya 887 orang hingga Jumat (07/10) waktu setempat, yang 877 di antaranya warga Haiti dan tiga dari Florida, AS. Sebagian besar korban berasal dari pesisir barat daya Haiti, yang paling parah terkena dampak badai tersebut.
Angka kematian kemungkinan besar terus bertambah karena tim penyelamat baru dapat mengakses jalur ke wilayah selatan yang sebelumnya sempat terputus akibat badai.
Badai Matthew merupakan badai paling mematikan sejak Badai Stan yang menghantam Amerika Tengah dan Meksiko pada 2005 menewaskan lebih dari 1.600 orang.
Dok. Jalan di Ekuador rusak akibat gempa.
Gempa Ekuador
April lalu, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter di Ekuador menewaskan sedikitnya 673 orang dan melukai 27.732 lainnya. Saat itu, Presiden Ekuador Rafael Correa mengumumkan keadaan darurat bencana dan menerjunkan 13.500 personel militer dan polisi untuk membantu operasi pemulihan pascagempa.
Sekitar 75 persen korban jiwa berasal dari tiga kota, yakni Manta, Pedernales dan Portoviejo. Kawasan pusat perbelanjaan kota Manta, Taqui, bahkan hancur tak bersisa.
Menurut Correa, biaya rekonstruksi daerah-daerah yang terdampak gempa hebat itu diperkirakan mencapai miliaran dolar AS.
Dok. Separuh kota di Italia tengah hancur akibat gempa.
Gempa Italia
Pada 24 Agustus, gempa yang menyebabkan ratusan nyawa melayang kembali terjadi, kali ini di Italia tengah. Sampai 29 September 2016, 298 orang dikonfirmasi tewas dalam bencana tersebut.
Awalnya Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional Italia (INGV) menyebut gempa berkekuatan 6,0 SR dan berpusat di Accumoli dengan kedalaman hanya 5 kilometer. Tapi, Badan Metereologi AS (USGS) mengatakan gempa tersebut berkekuatan 6,4 SR dan episentrumnya berada di Norcia dengan kedalaman 10 kilometer. Namun, USGS kemudian meralat pernyataannya dan mengatakan bahwa gempa berkekuatan 6,2 SR.
Hingga 30 Agustus 2016, terjadi 2.500 gempa susulan di Italia tengah. Getaran gempa pertama dan gempa susulan terasa hingga ke ibu kota Roma yang berjarak seratusan kilometer.
Dok. Jalanan di India meleleh.
Gelombang Panas India
Bencana alam terakhir yang menyebabkan banyak korban jiwa pada 2016 adalah gelombang panas di India. Kemiskinan diduga menjadi penyebab utama banyaknya korban jiwa, selain juga kekeringan.
Menurut pejabat India, jumlah korban tewas akibat cuaca panas di negaranya mencapai 1.826 orang. Saking panasnya cuaca India saat itu, aspal salah satu ruas jalan di kota Valsad, negara bagian Gujarat, dilaporkan meleleh.
Suhu tertinggi dilaporkan terjadi di kota Phalodi, negara bagian Rajasthan, yang mencapai 51 derajat Celsius.