Semakin di Gaplok, Ahok bakal semakin kuat dan Lawan Ahok semakin Mampus!!



Media Online Antara – Serangan demi serangan yang dilancarkan ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh lawan-lawannya. Bekas Ketua MPR Amien Rais juga bekas Menko Kemartiminan Rizal Ramli yang juga berhasrat menjadi gubernur DKI, termasuk dua tokoh yang bertubi-tubi menyerang Ahok. Apakah pukulan demi pukulan seperti ini efektif untuk mengalahkan Ahok? Ada yang beranggapan, justru semakin dipukul Ahok semakin kuat, bahkan diprediksi pukulan seperti ini justru akan melambungkan nama Ahok dan memenangkan pertarungan.


Amien menyerang Ahok dengan kata-kata menohok, seperti sontoloyo, dewa ingusan, dan dajjal yang sombongnya menyundul ke langit. Sedangkan Rizal Ramli menyebut Ahok layak digusur. Ahok sempat meladeni serangan tersebut dengan keras juga. Misalnya, menyebut Amien sudah pikun. Tapi, sekarang-sekarang ini, Ahok justru tak mau meladeni dengan keras. Tapi lebih banyak bertahannya.




Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, makin diserang Ahok justru bisa makin kuat.

"Serangan itu bisa positif buat Ahok. Ahok berada pada posisi sebagai korban politik, sehingga masyarakat menjadi simpati," kata Emrus, kemarin.


Dikatakan, isu SARA tidak akan efektif terhadap Ahok. Elektabilitas Ahok dapat sedikit terganggu justru terkait dengan kasus-kasus penggusuran. Namun, pengaruhnya akan terasa jika isu itu diangkat secara empirik.


"Kalau secara data Ahok salah, maka elektabilitasnya bisa turun. Kalau serangan tidak berbasis data, itu justru akan menaikkan Ahok," katanya.


Senada disampaikan Pengamat politik dari UI Boni Hargens. Dia bilang, serangan atas Ahok sangat sia-sia.


"Mungkin ada pengaruhnya sedikit, tapi tidak signifikan. Masyarakat memiliki hati nurani untuk mengukur dan mempunyai otonomi untuk menentukan pilihan," katanya.


Dikatakan, kampanye hitam merupakan proses politik yang tidak sehat.


"Itu semua dilakukan lawan-lawan Ahok yang tidak cerdas dan tidak siap berdemokrasi," ungkapnya.


Sementara itu, nanti malam, PDIP akan mengumumkan siapa calon gubernur yang akan diusung di Pilgub DKI. Sejumlah pihak menebak-nebak, siapa yang akan didukung Banteng. Mungkin Ahok dipasangkan dengan Djarot, atau bisa juga mendatangkan Risma dari Surabaya. Keduanya masih sama-sama berpeluang. Namun Golkar memberi sinyal PDIP akan ikutan mendukung Ahok.


Calon pasangan gubernur dari PDIP ini sepertinya yang paling ditunggu-tunggu. Pasalnya, hanya PDIP yang bisa mencalonkan pasangan gubernur tanpa perlu berkoalisi. Jumlah 28 kursi di DPRD DKI, jauh dari cukup untuk mengusung calon gubernur. Selain itu, publik tentunya ingin mengetahui bagaimana akhir drama tarik ulur PDIP dengan Ahok selama berbulan-bulan kemarin. Klimaks, atau anti-klimaks.


Kepastian pengumuman itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto, di Jakarta, kemarin. Dia bilang, PDIP akan mengumumkan seluruh pasangan calon kepala daerah dalam pilkada serentak 2017 nanti. Termasuk di antaranya pasangan cagub DKI. Pengumumkan akan disampaikan pukul 8 malam di markas PDIP, Jalan Diponegoro No 58, Jakarta Pusat.


Hasto bilang, pengumuman disampaikan berbarengan untuk menegaskan fungsi utama partai dalam menyiapkan pemimpin. Seluruh calon yang akan diusung sudah mengikuti berbagai tahapan partai, mulai dari uji kelayakan, pemetaan politik, pelatihan manajer kampanye.


"dan terakhir sekolah para calon kepala daerah," kata Hasto, di Jakarta.


Siapa yang akan diusung? Hasto bilang tunggu saja besok malam.


Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga menyampaikan hal serupa. Dia bilang, pengumuman pastinya disampaikan nanti malam.


"Rapat DPP (pemilihan nama) baru mulai besok," kata Eriko, kemarin.


Dia bilang, tak bisa mengumumkan saat ini lantaran bisa saja ada perubahan skenario di detik-detik terakhir. Pada sebuah diskusi, akhir pekan lalu, Eriko menyampaikan ada tiga skenario dalam penentuan nama cagub DKI. Pertama, menduetkan kader internal dengan calon lain yang sudah ikut uji kecakapan dan kelayakan partai. Kedua, mengusung duet kader sendiri, dan terakhir adalah mengusung petahana berduet dengan kader sendiri. Hanya saja, dia bilang skenario ini bisa berubah-ubah.


Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat juga tak mengetahui bagaimana nasibnya di Pilgub nanti. Ditanya soal kelanjutan duet Ahok-Djarot, eks Walikota Blitar itu menjawab singkat.


"Insyaallah," kata Djarot, di Balaikota, kemarin.


Bagaimana tanggapan Ahok? Dia tak bisa menutupi kegembiraanya jika PDIP jadi mengusungnya.


"Pastinya lebih nyaman, dong," kata Ahok, sambil tertawa, di Balaikota, kemarin.


Dia optimis PDIP akan merapat dengan tiga partai lain: Golkar, Nasdem, dan Hanura yang lebih dulu mendukungnya. Meski begitu, Ahok tidak mau mendahului keputusan PDIP.


Bagaimana tanggapan Golkar? Sekjen Golkar Idrus Marham yakin PDIP akan mendukung Ahok-Djarot.


"Feeling politik saya, pasangan itu (Ahok-Djarot) jadi," kata Idrus, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.


Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan sulit menebak siapa yang akan disusung PDIP. Karena semua keputusan ada di tangan Mega. Apakah Ahok-Djarot yang akan diusung? Dia bilang mungkin saja.


"Atau bisa saja, Mega memunculkan nama kejutan seperti Jokowi di Pilgub DKI 2012," kata Hendri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.






loading…


Source link



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :